28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38645

Pemkot Jakut Siapkan Pompa “Mobile”

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara mengerahkan dua pompa jenis “mobile” (bisa dipindah-pindah) untuk menyedot genangan air di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara karena pompa air Kodamar tidak berfungsi.

“Saya dapat info pompa Kodamar itu mati sejak tadi pagi. Tapi kita upayakan dengan mengerahkan tiga pompa mobile untuk menyedot genangan air,” kata Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi ketika dikonfirmasi Antara, Selasa (10/2).

Menurut dia, dari ketiga pompa jenis mobile tersebut, dua diantaranya ditempatkan di Jalan Boulevard Barat dan satu pompa diletakkan di depan pusat perbelanjaan Mall Artha Gading.

“Sejak saya terima informasi tersebut pagi ini, upaya perbaikan masih terus dilakukan sampai sekarang. Namun kita tidak bisa memperkirakan kapan pompa itu bisa kembali berfungsi,” ujar Rustam.

Selain tiga pompa air jenis mobile, dia menuturkan pihaknya juga tengah meminta bantuan kepaa Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) untuk mengerahkan armadanya.

“Kita sedang mengupayakan untuk meminta armada-armada mobil Damkar. Sehingga, air bisa disedot dan dialirkan ke Kali Sunter. Kita upayakan secepatnya,” tutur Rustam.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan sekitar 80 persen wilayah Jakarta Utara terendam banjir akibat hujan deras dan tidak berfungsinya sejumlah pompa air.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, banjir dengan ketinggian air yang berkisah 30 hingga 80 cm melanda wilayah Jakarta Utara.

Banjir tersebut terjadi di depan Mangga Dua Square 50 cm, Jalan Gading Elok Timur I setinggi 40 cm, depan Mall Artha Gading 40-50 cm, sekitar Danau Sunter 30-40 cm, depan RS Atma Jaya, Pluit 40 cm, Jalan Boulevard 30-40 cm, kawasan Kapuk Muara 50-80 cm dan Jalan Papanggo 2C, 2E, Tanjung Priok 40-50 cm. 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Mensos Pastikan Kebutuhan Dasar Pengungsi Banjir Terpenuhi

Mensos Khofifah Indar Parawansa mengunjungi para pengungsi korban banjir di Stadion Tugu, Koja, Jakarta utara, Selasa (10/2/2105). Tupoksi Kemsos adalah memastikan pengungsi korban banjir terpenuhi kebutuhan dasarnya selama masa darurat. AKTUAL/MUNZIR

Jenderal Soedirman Juga Didukung Kaum Waria

Jakarta, Aktual.co —Kisah perang gerilya melawan penjajah Belanda, yang dilakukan oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia di bawah kepemimpinan Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman, sudah menjadi legenda dan bacaan wajib bagi para siswa di Indonesia. Ini kisah yang sangat inspiratif dan membangkitkan semangat kejuangan.
Jenderal Soedirman ketika bergerilya waktu itu menderita sakit parah. Dengan hanya sebelah paru-paru yang masih berfungsi, ia memimpin perlawanan pasukan TNI melawan militer Belanda yang persenjataannya lebih lengkap dan lebih modern. Menurut penuturan mantan pengawal Jenderal Soedirman di zaman perang kemerdekaan, Letjen TNI-AD (Purn) Tjokropranolo, perjuangan yang dilakukan Jenderal Soedirman saat itu memang berat.
Dengan harus ditandu karena keparahan penyakitnya, beliau bergerilya masuk-keluar hutan, naik-turun bukit, menyusup ke desa dan kota. Kota-kota besar di Jawa dikuasai militer Belanda, jadi pasukan Jenderal Soedirman menghindari kawasan tersebut. Kalau bukan karena tekad yang bulat, keyakinan penuh pada tujuan perjuangan, jiwa yang sepi dari pamrih, dan iman yang kuat, mungkin banyak orang lebih memilih menyerah saja.
Dalam buku karya Tjokropranolo, Panglima Besar Jenderal Soedirman: Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia (Jakarta: CV Haji Masagung, 1993), dituturkan bahwa pada Januari 1949, pasukan Belanda yang masih ingin bercokol di Indonesia, mengepung konsentrasi gerilya Jenderal Soedirman. Ia saat itu menjadi buruan nomor 1 tentara Belanda. Para pengawal Jenderal Soedirman karena itu juga sangat hati-hati, agar lokasinya jangan sampai diketahui Belanda. Mungkin saja ada mata-mata atau informan yang disebar di desa-desa oleh Belanda, untuk melacak keberadaan Jenderal Soedirman. 
Waktu kelompok gerilya Jenderal Soedirman hendak memotong jalan Ponorogo-Trenggalek pada 26 Januari 1949, Tjokropranolo seperti biasa mencari dulu seorang penunjuk jalan. Oleh penduduk daerah itu, Tjokropranolo diperkenalkan pada seorang penunjuk jalan bernama Putih. Mula-mula Tjokropranolo merasa aneh, mengapa justru orang berperawakan kecil dan berkulit putih itu yang dipilih sebagai pemandu, sedangkan di sekeliling dia banyak orang lain yang postur badannya besar dan kokoh.
Tapi tanpa banyak tanya lagi, Tjokropranolo (kelak ia sempat menjadi Gubernur DKI Jakarta) setuju saja “si Putih” menjadi penunjuk jalan. Dalam perjalanan antara Desa Gunungtukul ke Desa Ngideng, si Putih lah yang menjadi pemandu.  Putih ini orangnya memang agak aneh, tetapi perangainya lembut dan pula gerakannya lincah.
Di Ngideng, rombongan gerilya Jenderal Soedirman beristirahat di rumah seseorang yang cukup berada dan rombongan ini dilayani dengan baik, dan dipersilakan menginap di rumah itu. Rumah itu tidak jauh dari sungai yang airnya cukup deras, sehingga banyak yang lebih senang mandi dan buang air di sungai daripada di sumur.
Di sini Tjokropranolo mulai curiga terhadap si Putih, karena dia tidak mau mandi bersama-sama rombongan Jenderal Soedirman. Si Putih malah ingin mandi di tempat yang jauh dari rombongan itu.
Karena rasa curiganya semakin meningkat, dan pentingnya bersikap waspada akan kemungkinan adanya penyusupan mata-mata atau informan Belanda di dalam rombongan, Tjokropranolo pun bertindak.
Ia segera memerintahkan Mustafa, prajurit kepercayaannya,  untuk membuntuti dan mengamati si Putih. Tjokropranolo khawatir, jika si Putih ini memang mata-mata, bisa saja dia kabur ke Ponorogo dan melapor ke pasukan Belanda tentang posisi rombongan gerilya Jenderal Soedirman. Sangat berbahaya!
Hasil pemantauan Mustafa ternyata sangat di luar dugaan. Seusai mengintai perilaku si Putih, Mustafa kembali menemui Tjokropranolo dan dengan tertawa melaporkan bahwa Putih adalah seorang wanita yang bertabiat kelaki-lakian atau laki-laki bertabiat kewanitaan. Ternyata si Putih itu seorang waria.
Tjokropranolo pun merasa lega. Pantas saja si Putih selalu menghindar mandi  bersama rombongan gerilya yang laki-laki semua! Konon menurut cerita, di daerah Ponorogo pada masa lalu memang ada anak laki-laki (gemblak) yang mempunyai sifat kewanitaan, yang memang disenangi oleh para warok. Bagi pembaca yang memahami budaya reog Ponorogo tentunya bisa memahami hal ini. ***

Jakarta, Februari 2015
E-mail: [email protected]

Artikel ini ditulis oleh:

GIIAS 2015 Tawarkan Keunggulan Bagi Pengunjung

Jakarta, Aktual.co — Ketua Penyelenggara GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015, Johnny Darmawan, mengatakan pameran otomotif bertaraf internasional ini, menawarkan beberapa keunggulan bagi pesertanya.

“Sebagai contoh, dari tahun ke tahun, permintaan akan luasan area pameran dari para peserta terus meningkat. Tahun ini, ICE, sebagai tempat penyelenggaraan GIIAS 2015 menyediakan area pameran indoor seluas 60.000 m2, selain itu, kawasan berikat seluas 800 m2 juga tersedia untuk memudahkan keperluan logistik peserta,” kata Johnny di Jakarta, Selasa (10/2).
 
Terletak di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Indonesia Convention Exhibition (ICE) berdiri di atas total lahan seluas 220.000 meter persegi. Dengan konsep indoor exhibition, ICE menawarkan kenyamanan lebih bagi peserta maupun pengunjung pameran.

ICE memiliki satu convention center dan 10 exhibiton halls yang kesemuanya dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur berskala internasional sehingga akan memudahkan para peserta untuk bereksplorasi dengan booth-nya. ICE dioperasikan oleh Deutsche Messe, yang sudah menangani beberapa pameran intenasional dengan pelayanan kelas dunia.

Terletak sekitar 33 kilometer dari pusat kota Jakarta dan sekitar 25 kilometer dari Bandara Soekarno Hatta, ICE sangat mudah dijangkau, dengan akses moda transportasi yang lengkap.
 
Untuk mengorganisir pameran GIIAS 2015 ini GAIKINDO telah menunjuk Seven Events sebagai pelaksananya. Andy Wismarsyah, Presiden Direktur Seven Events menjelaskan, ajang GIIAS 2015 menawarkan berbagai kemudahan bagi pengunjungnya.

“Anda akan dapat langsung menikmati kenyamanan dari fasilitas serta ragam acara yang kami tawarkan. Keunggulan fasilitas GIIAS 2015 antara lain sistem parkir yang nyaman, akses yang mudah dijangkau dengan menggunakan transportasi umum yang dirancang terintegrasi dengan pelaksanaan GIIAS, serta unit shuttle bus yang lebih banyak dari sebelumnya dan tersedia di pusat perbelanjaan terkemuka di Jakarta dan sekitarnya,” ujar Andy.

Artikel ini ditulis oleh:

Aktifis Gereja Ditangkap Karena Lakukan Pencabulan

Surabaya, Aktual.co — Fenny Hanns Paays alias Hanns, seorang aktifis gereja, ditangkap anggota Polrestabes Surabaya. Pasalnya, warga Jalan Pogot Surabaya ini, tega mencabuli adik asuhnya yang masih SMP di area gereja, tempat sekitar mereka melakukan ibadah.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, AKP Imaculata Sherly Mayangsari mengatakan bahwa, pelaku sudah tiga kali mencabuli korbannya, “jadi sudah tiga kali pelaku ini melakukan asusila. Sekali di hotel, dan dua kali di gereja,” ujarnya, Selasa (10/2).

Antara korban dan pelaku sendiri sudah lama saling kenal,  karena keduanya menjadi anggota komunitas ibadah kaum muda di sebuah gereja di kawasan Surabaya timur.

Hanns sendiri menjadi pengurus di perkumpulan tersebut, sekaligus kakak asuh bagi korban.

Tindakan asusila tersebut, dilakukan pada Oktober 2014 silam. Pelaku  mengancam akan mengacuhkan korban sebagai adik asuh, jika tidak mau melayani birahinya.

Kasus ini pun terungkap ketika ketika orang tua korban tidak sengaja menemukan pesan pendek di telepon genggam korban yang menanyakan apakah korban hamil atau tidak. Bahkan, dalam SMS yang lain juga tertulis memerintahkan  korban untuk sering minum-minuman ringan, agar tidak hamil.

Berdasarkan temuan SMS itulah, orang tua korban melapor ke polisi.

Artikel ini ditulis oleh:

Kodim Aceh Utara Temukan 13 Hektare Ladang Ganja

Banda Aceh, Aktual.co — Kodim 0103 Aceh Utara, menemukan ladang ganja seluas 13 hektare di Desa Alue Garit, Kecamatan Sawang, kabupaten setempat, Selasa (10/2). Ladang ganja siap panen itu tersebar di lima titik di kawasan pedalaman tersebut.

“Kita bawa barang bukti 1000 batang dan sisanya kita musnahkan di lokasi kebun,” sebut Komandan Kodim 0103/Aut, Letkol Inf Iwan Rosandriyanto SIP yang didampingi Pasi Intel, Lettu R Siregar kepada Aktual.co.

Disebutkan Letkol Inf Iwan Rosandriyanto, informasi tentang ladang ganja itu diberikan oleh masyarakat setempat pada pihaknya. Setelah itu, sambung Dandim, pihaknya menurunkan tim untuk memastikan informasi tersebut. Ternyata, memang benar ditemukan ladang ganja.

Setibanya di ladang ganja sebagaimana dilaporkan masyarakat, pihaknya langsung menemukan beberapa gubuk milik petani ganja yang telah kosong ditinggal penghuninya.

“Ini merupakan lokasi ladang ganja yang baru yang berjarak 6 kilometer dari ladang ganja yang kita temukan pada 29 Desember 2014 lalu. Rata-rata tingginya pohon ganja itu antara 150-200 cm dan diperkirakan dalam waktu satu minggu kedepan sudah siap panen,” ujar Dandim.

Disebutkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Mapolres Lhokseumawe untuk penemuan ladang ganja itu. Dandim mengapresiasi informasi yang diberikan masyarakat. Sehingga, pihaknya bisa menemukan dan memusnahkan adang ganja di kawasan itu.

Sekadar diketahui, Kecamatan Sawang merupakan sentral penanaman ganja. Aparat kerap kali menemukan ladang ganja di kecamatan ini

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain