Caracas, Aktual.co —Pemerintah Venezuela menembak jatuh sebuah pesawat sipil yang diduga membawa narkoba, setelah pesawat tersebut mengabaikan komunikasi saat lepas landas pada Jumat (30/1). Pesawat yang diperkirakan berpenumpang tersebut ditembak jatuh di lepas pantai Karibia, dekat pulau Aruba.

Terkait hal ini, pemerintah Vanezuela membantah telah melakukan pelanggaran di wilayah udara internasional.Pihak berwenang di Aruba, sebuah pulau semi-otonom yang merupakan bagian dari kerajaan Belanda, menyatakan bahwa pesawat yang dikejar jet militer Venezuela jatuh di lepas pantai.

Puing pesawat bercampur dengan korban tewas dan paket obat terlihat menggenangg di atas air. Menteri Pertahanan Vladimir Padrino menyatakan bahwa pesawat yang sempat mendarat di negara bagian Apure, ditembak jatuh setelah mengabaikan komunikasi saat lepas landas.

“Tentu saja (pesawat) itu tidak mematuhi aturan dan mengabaikan perintah, sehingga (pesawat itu) ditembak jatuh pada 25 mil (40km) sebelah timur laut dari Pangkalan Militer Josefa Camejo, yang merupakan wilayah perairan kami,” kata Padrino, dikutip dari Reuters, Sabtu (31/1).

“Ada yang mengatakan kami melanggar peraturan internasional. Tidak sama sekali. Semua tindakan militer yang diambil masih berada di ruang geografis kami, sebagai perwujudan kedaulatan dan kemerdekaan kami di bawah konstitusi,” kata Padrino melanjutkan.

Padrino tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait jumlah korban tewas, tipe pesawat yang jatuh, maupun jumlah narkoba yang diduga dibawa dalam pesawat tersebut. Namun, pejabat Aruba menyatakan pesawat yang ditembak jatuh tersebut memiliki lisensi dari Amerika Serikat, dan membawa 400 paket narkoba, sebagian besar adalah kokain.

Sejak Mei 2012, Venezuela mengesahkan undang-undang tentang perlindungan wilayah udara yang mengijinkan kebijakan ‘tembak-jatuh’ bagi pesawat yang diduga membawa narkoba.  Venezuela mengklaim upaya tersebut dilakukan untuk menghentikan aliran perdagangan narkoba dari Kolombia dan Amerika Selatan.

Desember lalu, Angkatan bersenjata Venezuela menembak jatuh dua pesawat tak dikenal yang melanggar wilayah udara negara itu. Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez bahkan mengunggah foto dari dua pesawat ringan yang ditembak jatuh tanpa menjelaskan nasib krunya.

Moskow, Aktual.co —Presiden Rusia, Vladimir Putin, selama ini dikenal sebagai pemimpin yang jarang mengungkapkan kehidupan pribadinya, utamanya soal keluarga dan anak-anaknya. Namun, salah satu politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny, pekan ini mengungkapkan identitas rahasia salah satu anak perempuan Putin dalam halaman Facebook resmi miliknya. Publik Rusia mengetahui Putin memiliki dua orang putri, yaitu Yekaterina, 28 tahun, dan Maria, 29 tahun, hasil pernikahannya dengan mantan istrinya, Lyudmila.

Putin terkenal kerap menjauhkan keluarganya dari sorotan media. Publik tidak mengetahui di mana mantan istrinya dan kedua putrinya tinggal. Bahkan, foto keduanya jarang ditemukan di media Rusia. Namun, publik tiba-tiba dikejutkan oleh pernyataan Navalny yang mengungkapkan bahwa Katerina Vladimirovna Tikhonova, yang diduga nama samaran salah satu anak Putin, menjabat sebagai kepala sebuah organisasi yang bekerja sama dengan Universitas Negeri Moskow, atau MSU.

Mengutip laporan RBC, sebuah media independen, Navalny menyebutkan bahwa Tikhonova mengepalai Innopraktika, sebuah organisasi yang membantu menyiapkan proyek senilai 1,7 miliar Poundsterling, atau setara dengan Rp19 triliun untuk membangun fasilitas baru di kampus tersebut. “RBC (mereka keren!) kemarin menemukan bahwa salah seorang putri Putin tengah berada di Dewan Ilmiah Universitas Negeri Moskow,” kata Navalny,  politisi oposisi dan aktivis keuangan yang sering kali menentang kebijakan Kremlin, dikutip dari Reuters, Kamis (29/1).

Sebuah sumber yang dekat dengan Universitas Negeri Moskow pun mengkonfirmasi Tikhonova adalah salah satu putri Putin. Meskipun demikian, kabar tersebut dibantah oleh pemerintah Rusia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyangkal bahwa dia mengenal Tikhonova dan mengetahui bahwa putri Putin tersebut bekerja sama dengan kampus MSU. “Saya tidak tahu siapa dia. Itu bukan pekerjaan saya. Saya berurusan dengan presiden, bukan dengan anak-anaknya,” kata Peskov.

Kabar mengenai putri Putin ini dibahas lebih lanjut RBC, yang pekan ini menuliskan sejumlah proyek kerja sama pada ekspansi kampus MSU, dengan judul “Siapa yang berada di belakang ekspansi MSU”. Meskipun demikan, RBC tidak mengkonfirmasi kabar ini secara langsung kepada Putin. RBC menyebutkan bahwa hingga saat ini Tikhonova menolak diwawancara. Pada tahun lalu, Putin berpisah dari Lyudmila, mantan istrinya yang telah menemaninya selama lebih dari 30 tahun. Hingga kini, tempat kediaman mantan ibu negara tersebut juga tidak diketahui.

Putin pernah menyatakan bahwa kedua anaknya tinggal di Rusia, dan mereka sering bertemu paling tidak satu atau dua kali dalam sebulan. Media setempat menduga putri sulung Putin, Maria, sempat tinggal di Belanda, sebelum pesawat Malaysia Airlines MH17 tujuan Amsterdam-Kuala Lumpur ditembak jatuh di perbatasan Ukraina. Dalam insiden tersebut, banyak warga negara Belanda yang tewas. Terdapat pula kabar terkait insiden tersebut bahwa pemerintah Belanda mendeportasi Maria.

Sementara, santer terdengar kabar yang menyatakan putri kedua Putin, Yekaterina, berencana akan menikahi anak dari seorang jenderal Korea Selatan, yang menjadi sekutu Kremlin. Kabar tersebut ditampik oleh juru bicara Putin, lima tahun yang lalu. Putin juga pernah dikabarkan akan menikahi pesenam ritmik berusia 31 tahun yang pernah memenangkan Olimpiade, Alina Kabayeva.

London, Aktual.co —Wali Kota London, Boris Johnson melontarkan komentar menarik mengenai kelompok militan di negaranya. Menurutnya, militan Inggris terlalu banyak nonton film porno. Temuan dari hasil penyelidikan dinas intelijen MI5 tersebut, disebar oleh Johnson kepada media. Wali kota yang dikenal nyentrik tersebut mengaku menerima langsung dari MI5.

“Jika kalian lihat profil psikologis dari para pelaku pengeboman, mereka suka melihat film porno,” ujar Johnson, seperti dikutip The Sun, Sabtu (31/1). “Mereka benar-benar parah. Mereka sangat tersiksa. Selain itu mereka juga akan mencoba menyesuaikan diri dalam hubungan dengan perempuan dan itu adalah tanda mereka selalu merasa gagal dalam percintaan serta merasa dunia tidak adil kepada mereka,” lanjutnya.

“Orang-orang ini selalu gagal ketika mencoba berkenalan dengan perempuan dan mengalihkan diri ke hal lain yang bisa memberikan kenyamanan jiwa. Tentunya kenyamanan itu tidak memberikan kenyamanan untuk kita,” tegasnya. Bagi Johnson, para tokoh Muslim tidak cukup berusaha untuk mengalahkan ekstremisme. Menurutnya, pada tokoh itu terlalu cepat menuduh pihak lain atas tindakan Islamofobia.