Peneliti Temukan Segel Tanah Liat Diduga dari Kerajaan Raja Daud di Israel
Jakarta, Aktual.co — Sebuah tim arkeologi dari Mississippi State University mengungkap fakta terbaru tentang enam segel tanah liat resmi dalam penggalian di wilayah Israel Selatan – yang mendukung beberapa hipotesa diduga berasal dari Kerajaan Raja Daud dan anak bijaksana Salomo seperti yang tercantum dalam Alkitab Ibrani.
Segel (atau bula) tersebut, ditemukan di sebuah situs dekat kota Gaza (disebut Khirbet Summeily) dan digunakan untuk dokumen penting. Masyarakat kuno dahulu biasa mencap selembar surat penting (rolled papirus, red). Kemudian juga ada tempat segenggam tanah liat di atasnya beserta cap dengan segel, kata James Hardin, profesor di MSU Departemen Antropologi dan Budaya Timur Tengah. Salah satu cara untuk membuat dan membaca dokumen tersebut yakni dengan memecahkan tanah liat itu.
Hardin menuturkan, bahwa sekitar abad 1200 SM, kerajaan besar dari Zaman Perunggu runtuh dan meninggalkan kekosongan kekuasaan. Di saat yang sama, terjadi periode bencana iklim yang besar, seperti gempa bumi dan badai. Kerusuhan dan pergolakan pada akhirnya mengarah pada berdirinya kerajaan kecil seperti, Yehuda, Israel, dan Filistin.
Untuk beberapa waktu, para ahli telah memperdebatkan, apakah jenis kegiatan politik yang kompleks dimulai di wilayah tersebut, selama abad ke-10. Atau jika hal itu terjadi beberapa tahun kemudian hingga akhir abad ke-8 SM
Pada Desember 2014 ini terkait permasalahan Arkeologi Timur Tengah, Hardin menyatakan pendapatnya, bahwa bula ini adalah bukti bahwa organisasi pemerintah (Kerajaan) yang kompleks sudah terjadi di Khirbet Summeily selama abad ke-10 SM – yang umumnya dianggap sebagai era Raja Daud dan Salomo yang pernah mendiami Bumi.
“Hasil awal kami menunjukkan bahwa situs ini diintegrasikan ke dalam sebuah entitas politik yang ditandai oleh aktivitas elit (penguasa), menunjukkan bahwa negara sudah terbentuk di abad ke-10 SM,” kata Hardin, kepada Science Daily.
“Kami sangat positif bahwa bula ini berhubungan dengan Zaman Besi, yang kita hitung tanggal pada abad 10 SM, dan yang memberikan dukungan secara umum untuk kebenaran sejarah Daud dan Sulaiman sebagaimana tercatat dalam teks-teks dalam Alkitab Ibrani.”
“Ini tampaknya menjadi contoh hanya berpedoman pada bula dari abad ke-10, membuat penemuan ini sangat menarik,” katanya lagi.
Penggunaan pemakaian teknik karbon penanggalan membantu mempersempit kerangka waktu, tapi kata Hardin, ingin lebih bereksperimen lebih lanjut dengan menggunakan teknik yang disebut archaeomagnetism.
Cara ini mampu dalam menentukan usia artefak dengan mengamati tanda yang tersisa di mineral berpedoman pada medan magnet Bumi.
Menggunakan ilmu yang berpatokan pada archaeomagnetic, tipologi keramik, gaya scarabs, ditemukan di situs tersebut. Dan dari penelitian di situs arkeologi di dekatnya, Hardin mengatakan, jelas bahwa organisasi politik yang kompleks terjadi di Khirbet Summeily awal abad ke-10.
Namun, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan The Huffington Post, ia mengakui bahwa arkeologi belum tentu bisa digunakan untuk membuktikan secara pasti bahwa kisah-kisah Alkitab tentang tokoh panutan adalah benar.
“Itu hal tersendiri,” katanya.
“Apa yang saya pikir arkeologi memang dilakukan dengan baik adalah menciptakan konteks di mana dalam memahami kisah Alkitab.”
Artikel ini ditulis oleh:
















