24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40213

Jelang Libur Panjang Sekolah, Kawasan Puncak Cipanas Masih Sepi

Jakarta, Aktual.co — Memasuki musim libur sekolah sejumlah tempat wisata di kawasan Puncak Cipanas, Cianjur, Jabar, masih sepi pengujung, hal tersebut diakibatkan intensitas hujan yang cukup tinggi sejak dua pekan terakhir.

“Hingga saat ini belum ada peningkatan, namun jumlah pengunjung yang datang cukup signifikan seperti hari biasa. Faktornya karena intensitas hujan yang cukup tinggi, sehingga pengunjung yang datang masih dalam skala kecil,” kata Tatang, staf Humas Kebun Raya Cibodas, Minggu (21/12).

Dia menuturkan, biasanya pada musim libur sekolah dan menjelang pergantian tahun, angka kunjungan akan meningkat hingga 50 persen, satu pekan menjelang. Namun hingga saat ini, jumlah pengujung masih termasuk normal seperti libur biasa.

Faktor cuaca, lanjutnya, merupakan penentu tinggi atau tidaknya kunjungan ke kebun raya yang menyajikan keindahan alam dan kebun rumput yang luas. Pada musim penghujan seperti saat ini, angka kunjungan akan menurun karena wisatawan tidak dapat menikmati keindahan alam secara bebas.

Hal senada terucap dari pengelola Taman Bunga Nusantara, dimana angka kunjungan masih terlihat normal. Sekalipun ada peningkatan hanya beberapa persen dibandingkan libur akhir pekan, dimana sebagian besar pengunjung rombongan pelajar.

“Untuk minggu ini belum ada peningkatan, hanya beberapa hari lalu, sempat meningkat dimana pengunjung sebagian besar pelajar yang menerima rapor dari sekolah lokal di Cianjur,” kata Asep salah seorang staf di bagian penerangan Taman Bunga Nusantara.

Pantauan sejak sepekan terakhir kawasan Puncak Cipanas, terutama menjelang sore diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, sehingga wisatawan yang hendak berlibur ke tempat wisata, memilih untuk berdiam diri di vila yang mereka sewa.

Sedangkan, pengujung yang sengaja datang untuk mengujungi tempat wisata, memilih untuk berwisata kuliner yang banyak disajikan di sepanjang jalur Puncak hingga Cipanas. Bahkan arus lalulintas di kawasan yang terkenal dengan macet itu, hingga sore menjelang terlihat lancar ramai.

Artikel ini ditulis oleh:

DPRD: Sekolah Terpadu Minim Pengajar Profesional

Jakarta, Aktual.co —Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Herman menilai sekolah terpadu yang berada di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara), khususnya Kabupaten Tana Tidung, masih minim tenaga pengajar profesional.
Menurut Herman, minimnya tenaga pengajar profrsional itu pula yang menyebabkan sekolah terpadu unggulan yang dibangun di Kabupaten Tana Tidung belum berfungsi maksimal.
Padahal, pembangunan sekolah terpadu unggulan diharapkan dapat menjawab persoalan pendidikan di Kabupaten Tana Tidung khususnya dan Kaltara pada umumnya, terutama untuk meningkatkan sumber dayamanusia putra daerah.
“Namun sayangnya, kini terkendala tenaga pengajar profesional yang masih minim,” kata dia, di Samarinda, Minggu (21/12).
Hal itu disebabkan kurangnya minat tenaga pengajar profesional untuk mengajar di daerah hasil pemekaran Kabupaten Bulungan tersebut.
Herman mewacanakan untuk mengadakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara dengan Jawa Timur untuk membantu mendistribusikan tenaga pengajar profesional Jatim di sekolah terpadu unggulan tersebut.
Dengan tenaga pengajar yang mumpuni, akan menciptakan minat anak-anak di daerah lain di Kaltara untuk mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

DPRD: Sekolah Terpadu Minim Pengajar Profesional

Jakarta, Aktual.co —Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Herman menilai sekolah terpadu yang berada di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara), khususnya Kabupaten Tana Tidung, masih minim tenaga pengajar profesional.
Menurut Herman, minimnya tenaga pengajar profrsional itu pula yang menyebabkan sekolah terpadu unggulan yang dibangun di Kabupaten Tana Tidung belum berfungsi maksimal.
Padahal, pembangunan sekolah terpadu unggulan diharapkan dapat menjawab persoalan pendidikan di Kabupaten Tana Tidung khususnya dan Kaltara pada umumnya, terutama untuk meningkatkan sumber dayamanusia putra daerah.
“Namun sayangnya, kini terkendala tenaga pengajar profesional yang masih minim,” kata dia, di Samarinda, Minggu (21/12).
Hal itu disebabkan kurangnya minat tenaga pengajar profesional untuk mengajar di daerah hasil pemekaran Kabupaten Bulungan tersebut.
Herman mewacanakan untuk mengadakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara dengan Jawa Timur untuk membantu mendistribusikan tenaga pengajar profesional Jatim di sekolah terpadu unggulan tersebut.
Dengan tenaga pengajar yang mumpuni, akan menciptakan minat anak-anak di daerah lain di Kaltara untuk mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Serangan Wabah Chikunguya di Tulungagung Selatan Meluas

Jakarta, Aktual.co — Serangan wabah chikungunya di wilayah Tulungagung bagian selatan, Jawa Timur diduga semakin meluas seiring kian banyaknya penderita yang dirawat di klinik kesehatan dan puskesmas terdekat.

Koresponden di Tulungagung, Minggu (21/12) melaporkan, lebih dari 100 warga dari empat desa di Kecamatan Kalidawir mengalami keluhan yang sama dengan gejala mirip chikungunya.

Mereka mengalami panas tinggi, bintik-bintik merah serta bengkak di sekujur tubuh dan kemudian diikuti kelumpuhan sesaat.

“Kasus ini (wabah chikungunya) sebenarnya sudah kami laporkan ke puskesmas dan dinkes, namun katanya belum bisa dilakukan pengasapan karena saat itu kasus belum mencapai 40 rumah,” terang Dwi Astutik, perangkat (Jogo Waluyo) Desa Bendilnjet, Kecamatan Kalidawir.

Di desanya, kata Dwi Astuti, jumlah penderita telah mencapai puluhan orang. Kasus kelumpuhan sementara yang diawali panas tinggi dan badan lemas tersebut terjadi bergiliran antara satu penderita dengan penderita yang lain.

Menurut data di Klinik Sam Medika, Kecamatan Kalidawir, jumlah pasien yang berobat karena mengalami gejala mirip chikungunya mencapai 100 orang lebih.

Mereka tidak hanya berasal dari wilayah Desa Bendilnjet, tetapi juga berdatangan dari desa-desa lain sekitarnya, seperti Desa Karangtalun, pagersari, dan Joho.

“Awalnya gejala yang dialami pasien mirip DB (demam berdarah), tapi setelah kami lakukan cek laboratorium, hasilnya diidentifikasi sebagai virus chikungunya,” kata Direktur Klinik Sam Medika, Samuri.

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kabid Pengendalian Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Tulungagung, dr Triswati mengaku pihaknya belum mendapat laporan pasti dari Puskesmas Kalidawir.

“Memang ada laporan kasus demam menyerupai chikungunya, namun puskesmas belum mengonfirmasi lagi hasil penelitian laboratorium,” jawabnya.

Berdasar laporan dari bidan desa, lanjut dia, kasus kelumpuhan massal yang diduga akibat wabah chikungunya tersebut tidak terjadi serentak, melainkan bergilir.

“Besok (Senin, 22/12) puskesmas akan membuat laporan dan dinas akan segera melakukan ‘fogging’ (pengasapan) dan larvasidasi,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Serangan Wabah Chikunguya di Tulungagung Selatan Meluas

Jakarta, Aktual.co — Serangan wabah chikungunya di wilayah Tulungagung bagian selatan, Jawa Timur diduga semakin meluas seiring kian banyaknya penderita yang dirawat di klinik kesehatan dan puskesmas terdekat.

Koresponden di Tulungagung, Minggu (21/12) melaporkan, lebih dari 100 warga dari empat desa di Kecamatan Kalidawir mengalami keluhan yang sama dengan gejala mirip chikungunya.

Mereka mengalami panas tinggi, bintik-bintik merah serta bengkak di sekujur tubuh dan kemudian diikuti kelumpuhan sesaat.

“Kasus ini (wabah chikungunya) sebenarnya sudah kami laporkan ke puskesmas dan dinkes, namun katanya belum bisa dilakukan pengasapan karena saat itu kasus belum mencapai 40 rumah,” terang Dwi Astutik, perangkat (Jogo Waluyo) Desa Bendilnjet, Kecamatan Kalidawir.

Di desanya, kata Dwi Astuti, jumlah penderita telah mencapai puluhan orang. Kasus kelumpuhan sementara yang diawali panas tinggi dan badan lemas tersebut terjadi bergiliran antara satu penderita dengan penderita yang lain.

Menurut data di Klinik Sam Medika, Kecamatan Kalidawir, jumlah pasien yang berobat karena mengalami gejala mirip chikungunya mencapai 100 orang lebih.

Mereka tidak hanya berasal dari wilayah Desa Bendilnjet, tetapi juga berdatangan dari desa-desa lain sekitarnya, seperti Desa Karangtalun, pagersari, dan Joho.

“Awalnya gejala yang dialami pasien mirip DB (demam berdarah), tapi setelah kami lakukan cek laboratorium, hasilnya diidentifikasi sebagai virus chikungunya,” kata Direktur Klinik Sam Medika, Samuri.

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kabid Pengendalian Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Tulungagung, dr Triswati mengaku pihaknya belum mendapat laporan pasti dari Puskesmas Kalidawir.

“Memang ada laporan kasus demam menyerupai chikungunya, namun puskesmas belum mengonfirmasi lagi hasil penelitian laboratorium,” jawabnya.

Berdasar laporan dari bidan desa, lanjut dia, kasus kelumpuhan massal yang diduga akibat wabah chikungunya tersebut tidak terjadi serentak, melainkan bergilir.

“Besok (Senin, 22/12) puskesmas akan membuat laporan dan dinas akan segera melakukan ‘fogging’ (pengasapan) dan larvasidasi,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Beragam Aktivitas Seni dan Fotografi Meriahkan HUT GEOKS Bali

Jakarta, Aktual.co — Berbagai kegiatan seni dan budaya memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-10 Geria Olah Kreativitas Seni (GEOKS) Bali, yang berada di Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

“Kegiatan itu antara lain pameran fotografi hasil potret kegiatan-kegiatan GEOKS, pementasan kesenian topeng dan peluncuran buku ‘Menapak Jejak Tiga Seniman Seni Pertunjukan,” kata ketua GEOKS Bali, Prof Dr Wayan Dibia di Denpasar, Minggu (21/12).

Ia mengatakan, berbagai aktivitas seni itu berlangsung selama empat hari, 20-23 Desember 2014 di pusat Geria Olah Kreativitas Seni.
 
Kegiatan itu diawali dengan pembukaan pameran fotograph hari Sabtu (20/12) dan pameran sejumlah koleksi topeng.

Para fotografer yang ikut ambil bagian dalam kegiatan itu antara lain Agus W. Saidi, Alit Widusaka, Alit Susanta Wirya, Ian Sumatika, Widiatmika, Danny Septarika, Putu Ratnawan, I Wayan Sukla Adnyana, Kadek Wigunantara dan Ngurah Dhitya.

Acara itu dilanjutkan dengan pertunjukkan tari kontemporer melibatkan tujuh seniman antara lain Komang Adi, Tapak dara, Robi, Iik Suryani (Solo) Gung Dalem (Bali), Ex Motus (Solo, Tilem Pastika (Bali).

Pementasan hari Minggu, (21/12) Pukul 20.00 WITA berupa tari kontemporer dengan tujuh penampil antara lain Adi Gunarta (Bali), Diah Kristin (Bali), Tulus dan Ari Cintia (Bali), Komang Yuli (Solo), Tindak Alit, Tebo (Bali) dan Wisnu (Ponorogo).

Sedangkan kegiatan pada hari Senin, (22/12) pukul 14.30. Wita berupa Rembugan Seni dengan topik Seni Patopengan Dewasa ini Kegiatan penutupan pada Selasa, (23/12) pukul 19.30 WITA Resepsi Ulang Tahun GEOKS yang diwarnai dengan penyerahan buku Menapak Jejak Tiga Seniman Seni Pertunjukan oleh I Wayan Dibia.

Kegiatan itu diakhiri dengan dengan pementasan Topeng Panca Klasik dengan lakon “Bubar Tawon Wong Tartar.” dari Pararaton. Para penari antara I Ketut Kodi, I Gusti Putu Sudartha, I Made Apel Karyasa, I Nyoman Catra, dan I Wayan Dibia.

Gamelan pengiring Sanggar Cudamani Pengosekan, Ubud. Geria Olah Kreativitas Seni (GEOKS) Bali, di Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, adalah sebuah ruang aktivitas seni yang terbuka untuk para seniman kreatif, baik yang berasal dari Bali berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.

GEOKS Bali yang dirintis Prof Dibia, guru besar ISI Denpasar sepuluh tahun yang silam dengan tujuan mendorong pertumbuhan kreativitas seni di kalangan para seniman muda.

Kreativitas menjadi jantung sekaligus penentu kehidupan seni. Kehidupan seni yang sehat bisa terjadi jika kesenian yang bersangkutan senantiasa membuka diri terhadap masuknya gagasan-gagasan baru melalui kreativitas, ujar Prof Dibia.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain