BNP2TKI Siapkan Dua Jurus, Benahi TKI?
Jakarta, Aktual.co —Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) janji siapkan dua gebrakan benahi masalah buruh migran.
Gebrakan pertama yakni dengan cara memulangkan TKI non-formal yang jumlahnya mencapai 1,8 juta orang di beberapa negara.
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mereka tidak punya dokumen kontrak, paspor, bahkan visa kerja.
“Sidang kabinet memutuskan semua buruh yang nonformal akan difasilitasi oleh negara untuk dipulangkan,” kata dia, di Goethe Institute, Jakarta Pusat, Kamis (18/12).
Tidak sekadar memulangkan. Setelah dipulangkan Pemerintah juga akan melatih dan membukakan akses modal bagi para mantan TKI untuk membuka usaha.
Meskipun begitu, untuk pemulangan itu juga tergantung dari TKI yang bersangkutan. Apakah masih mau bekerja di negara itu atau tidak.
“Prinsipnya kita tidak mau memperlama penderitaan TKI di luar negeri. Harus dipikirkan kembali agar setelah dipulangkan tidak malah timbulkan masalah baru,” ujarnya.
Sementara itu gebrakan kedua, lanjut Nusron, adalah pembenahan struktur biaya bagi TKI. Beban yang harus ditanggung TKI selama ini sangat tidak manusiawi. Mulai dari berangkat hingga kerja selama tiga tahun, TKI harus menanggung beban sekitar Rp51 juta atau setara dengan 11 gaji kerja di Taiwan.
Mulai Maret 2015 nanti, dia janji biaya yang ditanggung TKI bakal dipangkas menjadi hanya sekitar Rp20 juta. Tak hanya biaya, prosesnya juga akan dipermudah. Jika sebelumnya proses yang harus ditempuh TKI ada 22 titik. Yang tiap titik ada biaya, maka nanti hanya delapan titik. Itu akan dibuat di satu tempat.
Saat ini Indonesia mengalami bonus demografi, dimana usia produktif lebih banyak dari kesempatan kerjanya. Kalau kata pengamat, kata Nusron, politik migrasi itu baru bisa diselesaikan ketika pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen. Tetapi itu belum tercapai saat ini sehingga banyak yang memilih kerja di luar negeri.
“Persoalannya, ketika migrasi prosesnya terlalu panjang, waktunya lama, biayanya mahal. Harus mendatangi 22 tempat, dan di Indonesia, semua tempat duit, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp5 juta. Karena itu, banyak yang mengambil jalan pintas dengan tanpa prosedural,” tuturnya.
Diakuinya, pada hakikatnya TKI ingin tenang, formal, tidak ingin ditangkap polisi. Tetapi masalahnya untuk mendapat itu butuh proses yang lama panjang, dan mahal.
“Maka solusi kita, proses itu kita ubah, dari 22 titik menjadi 8 titik dan satu pintu, datang di satu tempat, selesai semua urusan, di imigrasi ada tes kesehatan dan lain-lain, biayanya juga diringankan, papar Nusron.
Artikel ini ditulis oleh:












