30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40494

Pengamat: Kebijakan Pemerintahan Jokowi Hanya Kedepankan Sensasi

Jakarta, Aktual.co — Pakar Kebijakan Publik dari  Founding Father House (FFH), Jack Yanda tidak menampik bila dalam pengambilan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih mengedepankan ‘sensasi’, tanpa mengukur efek yang akan terjadi di publik nantinya.
Ia mencontohkan, seperti kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
“Ada benarnya juga (cari sensasi),  seperti kasus BBM, itu dinaikan sedangkan harga minyak dunia turun. Yang tidak pernah dipikirkan oleh timnya Jokowi termasuk Jokowi itu, bahwa keuntungan yang didapatkan baru tahun depan, sedangkan pemerintah sudah menagih kepada  masyarakat sekarang,” ucap dia ketika dihubungi, di Jakarta, Rabu (17/12).
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa bang Jack ini menilai, jika sikap kepemimpinan yang ditunjukan oleh mantan gubernur DKI itu, sangat berbeda dengan gaya presiden sebelumnya.
Ia berpandangan, meski sama-sama membuat pencitraan dalam memimpin pemerintahannya, Jokowi berbeda jauh dengan pencitraan yang dilakukan oleh SBY ketika menjabat.
“Sama-sama soal pencitraanya, karena akibatnya sama, SBY juga ada yang tidak tepat juga (dalam pengambilan kebijakan) tetapi SBY pintar. Artinya, dia (SBY) berbasis riset. Kalau Jokowi ini risetnya ga ada, dia sudah menentukan sikap.”
“Sebab kebijakan itu, memang betul perlu keceptan, tetapi juga musti difikirkan dampaknya, sebaiknya by riset lah, karena sudah banyak riset itu dan banyak ahli yng sudah memberi tahu, sehingga Jokowi tidak ada alasan mengatakan saya tidak tahu,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Pengamat: Kebijakan Pemerintahan Jokowi Hanya Kedepankan Sensasi

Jakarta, Aktual.co — Pakar Kebijakan Publik dari  Founding Father House (FFH), Jack Yanda tidak menampik bila dalam pengambilan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih mengedepankan ‘sensasi’, tanpa mengukur efek yang akan terjadi di publik nantinya.
Ia mencontohkan, seperti kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
“Ada benarnya juga (cari sensasi),  seperti kasus BBM, itu dinaikan sedangkan harga minyak dunia turun. Yang tidak pernah dipikirkan oleh timnya Jokowi termasuk Jokowi itu, bahwa keuntungan yang didapatkan baru tahun depan, sedangkan pemerintah sudah menagih kepada  masyarakat sekarang,” ucap dia ketika dihubungi, di Jakarta, Rabu (17/12).
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa bang Jack ini menilai, jika sikap kepemimpinan yang ditunjukan oleh mantan gubernur DKI itu, sangat berbeda dengan gaya presiden sebelumnya.
Ia berpandangan, meski sama-sama membuat pencitraan dalam memimpin pemerintahannya, Jokowi berbeda jauh dengan pencitraan yang dilakukan oleh SBY ketika menjabat.
“Sama-sama soal pencitraanya, karena akibatnya sama, SBY juga ada yang tidak tepat juga (dalam pengambilan kebijakan) tetapi SBY pintar. Artinya, dia (SBY) berbasis riset. Kalau Jokowi ini risetnya ga ada, dia sudah menentukan sikap.”
“Sebab kebijakan itu, memang betul perlu keceptan, tetapi juga musti difikirkan dampaknya, sebaiknya by riset lah, karena sudah banyak riset itu dan banyak ahli yng sudah memberi tahu, sehingga Jokowi tidak ada alasan mengatakan saya tidak tahu,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Soal Penjualan Gedung BUMN, Ahok: Belum Ada Komunikasi Dengan Menteri

Jakarta, Aktual.co —Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan belum ada komunikasi apapun dengan pihak Kementerian BUMN terkait dengan wacana pembelian gedung BUMN kepada Pemprov DKI.
“Belum lah, belum ada. Itu kan wacana dari Menteri BUMN,” ujarnya di Balai Kota, Rabu (17/12).
Namun Ahok mengatakan boleh-boleh saja jika gedung tersebut dijual kepada Pemprov DKI. Nantinya gedung itu akan digunakan sebagai cafe, pasar rakyat atau tempat penjualan barang-barang UMKM.
“Ya macam-macam sih. Bisa dibuat mall rakyat buat PKL, atau bikin cafe,” ujarnya.
Secara garis besar, dirinya belum memastikan pembelian gedung tersebut karena belum ada wacana dengan Menteri terkait. Ia juga belum memastikan kalaupun jadi dibeli oleh Pemprov akan diperuntukkan menjadi tempat apa. Namun, ia mengatakan akan membuat tempat tersebut sebagai tempat yang berorientasi ke kepentingan masyarakat.
Sebagai informasi, Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku ingin menjual gedung kementerian terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan itu dengan alasan gedung 22 lantai tersebut terlalu besar bagi karyawan BUMN hanya berjumlah sekitar 250 orang.
“Operasional cost-nya besar. Kami melihat ini berat, mesin pendinginnya tersentralisasi, gedung tinggi dan jumlah pegawai sedikit,” ujarnya di Jakarta, Senin lalu (15/12).
“Kami hanya butuh 3-4 lantai saja. Ruang kerja kita juga tidak terlalu jauh-jauh. Kami bisa cari gedung milik BUMN. Kan banyak tuh aset bumn yang tidak terpakai,” tambahnya.
Rini mengaku sudah mengusulkan penjualan Kementerian BUMN kepada Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro selaku bendahara umum negara. “Pak Bambang responnya bagus kok,” ujarnya.
Ia pun berniat akan menawarkannya ke Pemprov DKI Jakarta. “Saya ingin sekali menawarkan ke Pak Ahok,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Soal Penjualan Gedung BUMN, Ahok: Belum Ada Komunikasi Dengan Menteri

Jakarta, Aktual.co —Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan belum ada komunikasi apapun dengan pihak Kementerian BUMN terkait dengan wacana pembelian gedung BUMN kepada Pemprov DKI.
“Belum lah, belum ada. Itu kan wacana dari Menteri BUMN,” ujarnya di Balai Kota, Rabu (17/12).
Namun Ahok mengatakan boleh-boleh saja jika gedung tersebut dijual kepada Pemprov DKI. Nantinya gedung itu akan digunakan sebagai cafe, pasar rakyat atau tempat penjualan barang-barang UMKM.
“Ya macam-macam sih. Bisa dibuat mall rakyat buat PKL, atau bikin cafe,” ujarnya.
Secara garis besar, dirinya belum memastikan pembelian gedung tersebut karena belum ada wacana dengan Menteri terkait. Ia juga belum memastikan kalaupun jadi dibeli oleh Pemprov akan diperuntukkan menjadi tempat apa. Namun, ia mengatakan akan membuat tempat tersebut sebagai tempat yang berorientasi ke kepentingan masyarakat.
Sebagai informasi, Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku ingin menjual gedung kementerian terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan itu dengan alasan gedung 22 lantai tersebut terlalu besar bagi karyawan BUMN hanya berjumlah sekitar 250 orang.
“Operasional cost-nya besar. Kami melihat ini berat, mesin pendinginnya tersentralisasi, gedung tinggi dan jumlah pegawai sedikit,” ujarnya di Jakarta, Senin lalu (15/12).
“Kami hanya butuh 3-4 lantai saja. Ruang kerja kita juga tidak terlalu jauh-jauh. Kami bisa cari gedung milik BUMN. Kan banyak tuh aset bumn yang tidak terpakai,” tambahnya.
Rini mengaku sudah mengusulkan penjualan Kementerian BUMN kepada Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro selaku bendahara umum negara. “Pak Bambang responnya bagus kok,” ujarnya.
Ia pun berniat akan menawarkannya ke Pemprov DKI Jakarta. “Saya ingin sekali menawarkan ke Pak Ahok,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Melantai di Bursa, IMPC Targetkan Dana IPO Rp570,19 miliar

Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —  Setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) Haryanto Tciptodiharjo mengatakan perusahaan melepas sebanyak 150.050.000 lembar seharga Rp3.800 per saham.

“Perseroan diharapkan memperoleh dana dari penawaran umum perdana saham atau ‘initial public offering’ (IPO) sebesar Rp570,19 miliar. Kami harap pasar merespon positif saham IMPC ini,” ujarnya di Jakarta, Rabu (17/12).

Ia mengemukakan bahwa dana hasil IPO itu sekitar 36 persen akan digunakan untuk pembayaran sebagian tanah berstatus hak guna bangunan seluas enam hektare (ha) di Delta Silicon VIII, Lippo Cikarang, lalu sekitar 24 persen juga akan digunakan untuk anak usaha PT Unipack Plasindo sebagai pembelian tanah seluas empat ha di lokasi yang sama.

“Sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam pembelian bahan baku,” paparnya.

PT Impack Pratama Industri Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha produksi dan distribusi bahan bangunan dan barang plastik. Pada pencatatan perdananya hari ini, Rabu (17/12), saham IMPC dibuka naik 13,16 persen menjadi Rp4.300 dari harga awal Rp3.800 per saham.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Melantai di Bursa, IMPC Targetkan Dana IPO Rp570,19 miliar

Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —  Setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) Haryanto Tciptodiharjo mengatakan perusahaan melepas sebanyak 150.050.000 lembar seharga Rp3.800 per saham.

“Perseroan diharapkan memperoleh dana dari penawaran umum perdana saham atau ‘initial public offering’ (IPO) sebesar Rp570,19 miliar. Kami harap pasar merespon positif saham IMPC ini,” ujarnya di Jakarta, Rabu (17/12).

Ia mengemukakan bahwa dana hasil IPO itu sekitar 36 persen akan digunakan untuk pembayaran sebagian tanah berstatus hak guna bangunan seluas enam hektare (ha) di Delta Silicon VIII, Lippo Cikarang, lalu sekitar 24 persen juga akan digunakan untuk anak usaha PT Unipack Plasindo sebagai pembelian tanah seluas empat ha di lokasi yang sama.

“Sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam pembelian bahan baku,” paparnya.

PT Impack Pratama Industri Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha produksi dan distribusi bahan bangunan dan barang plastik. Pada pencatatan perdananya hari ini, Rabu (17/12), saham IMPC dibuka naik 13,16 persen menjadi Rp4.300 dari harga awal Rp3.800 per saham.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain