27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40601

Pencegahan Korupsi Dana Pendidikan

Ketua KPK Abraham Samad, menandatangani nota kerjasama Penanganan Korupsi Dana Pendidikan disaksikan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Wakil Ketua KPK, Zulkarnain di Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/12/2014). Kerjasama antara KPK dengan lintas kementerian tersebut berisi tentang komitmen untuk saling mengawasi pengelolaan dana pendidikan agar tidak diselewengkan. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

DKI Luncurkan Aplikasi Smart City, Bisa Pantau Kemacetan

Jakarta, Aktual.co —Pemprov DKI luncurkan aplikasi Smart City, untuk memantau dan menindaklanjuti semua keluhan warga dengan cepat.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku bersyukur dengan peluncuran aplikasi yang bisa melihat semua kondisi lalu lintas, kemacetan, hingga masalah-masalah di ‎DKI itu.
“Dulu waktu baru masuk, saya tanya ke Kepala Dinas Perhubungan bisa tidak membuat aplikasi seperti itu. Tapi katanya butuh Rp 5 triliun dan waktu 5 tahun. Saya bilang kelamaan. Makanya saya bersyukur aplikasi ini bisa diluncurkan,” kata dia, di Jakarta, Senin (15/12).
Kata dia, Smart City bisa diakses publik di situs Smartcity.jakarta.go.id. Di sana warga bisa memberi pengaduan dengan cara mengunduh aplikasi QLUE secara gratis pada smartphone berbasis android.
Saat aktual.co menjajal situs itu, tersedia link Laporan Masyarakat, Laporan Banjir Peta Jakarta, Peta Manajemen Bencana, Waze Social GPS Maps & Traffic, Informasi Pendukung, dan Destinasi Lokal.
Selain smartcity.jakarta.go.id juga terintegrasi dengan aplikasi sosial media lain. Seperti twitter @jakartagoid, facebook jakarta.go.id, Balai warga di www.jakarta.go.id, peta jakarta, Lapor 1708, maupun waze serta kanal pengaduan warga seperti email [email protected].

Artikel ini ditulis oleh:

DKI Luncurkan Aplikasi Smart City, Bisa Pantau Kemacetan

Jakarta, Aktual.co —Pemprov DKI luncurkan aplikasi Smart City, untuk memantau dan menindaklanjuti semua keluhan warga dengan cepat.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku bersyukur dengan peluncuran aplikasi yang bisa melihat semua kondisi lalu lintas, kemacetan, hingga masalah-masalah di ‎DKI itu.
“Dulu waktu baru masuk, saya tanya ke Kepala Dinas Perhubungan bisa tidak membuat aplikasi seperti itu. Tapi katanya butuh Rp 5 triliun dan waktu 5 tahun. Saya bilang kelamaan. Makanya saya bersyukur aplikasi ini bisa diluncurkan,” kata dia, di Jakarta, Senin (15/12).
Kata dia, Smart City bisa diakses publik di situs Smartcity.jakarta.go.id. Di sana warga bisa memberi pengaduan dengan cara mengunduh aplikasi QLUE secara gratis pada smartphone berbasis android.
Saat aktual.co menjajal situs itu, tersedia link Laporan Masyarakat, Laporan Banjir Peta Jakarta, Peta Manajemen Bencana, Waze Social GPS Maps & Traffic, Informasi Pendukung, dan Destinasi Lokal.
Selain smartcity.jakarta.go.id juga terintegrasi dengan aplikasi sosial media lain. Seperti twitter @jakartagoid, facebook jakarta.go.id, Balai warga di www.jakarta.go.id, peta jakarta, Lapor 1708, maupun waze serta kanal pengaduan warga seperti email [email protected].

Artikel ini ditulis oleh:

Waketum PDIP: Jokowi Tak akan Maju Caketum PDIP

Jakarta, Aktual.co — Wakil Sekjen PDIP, Ahmad Basarah meyakini jika Joko Widodo (Jokowi) tidak akan maju sebagai calon ketua umum PDI Perjuangan, di Kongres 2015 nanti.
Alasannya, karena Jokowi sudah menggariskan bahwa menteri di kabinetnya dilarang rangkap jabatan di partai.
“Logikanya sederhana, kalau menteri yang tugasnya ad hoc dilarang, karena dianggap mengganggu fokus apalagi dengan jabatan presiden yang tanggung jawabnya lebih luas dari menteri. Tidak mungkin dia double standar,” ucap dia ketika dikonfirmasi, di Jakarta, Senin (15/12).
Selain itu, ia pun berkeyakinan bila mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak akan mencalonkan dirinya, pasalnya dalam rakernas PDIP, di Semarang beberapa waktu lalu.
“Pada Rakernas kemarin, dia (Jokowi) yang mencalonkan Megawati sebagai ketua umum. Lalu usulan Jokowi itu diamini peserta rakernas. Jadi saat kongres tinggal ditetapkan Megawati sebagai ketum. Jadi sangat tidak mungkin Pak Jokowi dicalon,” ujar Ketua Fraksi MPR RI fraksi PDIP itu.
Pun demikian, sambung dia, menanggapi hasil survei Cyrus Network yang mengatakan Jokowi berpeluang menggeser Megawati Soekarnoputri, dinilai hanya pendapat biasa. Sebab, semua keputusan akan diambil sendiri oleh internal partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
“Silahkan saja berpendapat, urusan PDIP adalah urusan rumah tangga PDIP. Orang boleh beri pendapat tapi pada akhirnya keputusa penting menyangkut masa depan partai menjadi yuridiksi politik partai,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Waketum PDIP: Jokowi Tak akan Maju Caketum PDIP

Jakarta, Aktual.co — Wakil Sekjen PDIP, Ahmad Basarah meyakini jika Joko Widodo (Jokowi) tidak akan maju sebagai calon ketua umum PDI Perjuangan, di Kongres 2015 nanti.
Alasannya, karena Jokowi sudah menggariskan bahwa menteri di kabinetnya dilarang rangkap jabatan di partai.
“Logikanya sederhana, kalau menteri yang tugasnya ad hoc dilarang, karena dianggap mengganggu fokus apalagi dengan jabatan presiden yang tanggung jawabnya lebih luas dari menteri. Tidak mungkin dia double standar,” ucap dia ketika dikonfirmasi, di Jakarta, Senin (15/12).
Selain itu, ia pun berkeyakinan bila mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak akan mencalonkan dirinya, pasalnya dalam rakernas PDIP, di Semarang beberapa waktu lalu.
“Pada Rakernas kemarin, dia (Jokowi) yang mencalonkan Megawati sebagai ketua umum. Lalu usulan Jokowi itu diamini peserta rakernas. Jadi saat kongres tinggal ditetapkan Megawati sebagai ketum. Jadi sangat tidak mungkin Pak Jokowi dicalon,” ujar Ketua Fraksi MPR RI fraksi PDIP itu.
Pun demikian, sambung dia, menanggapi hasil survei Cyrus Network yang mengatakan Jokowi berpeluang menggeser Megawati Soekarnoputri, dinilai hanya pendapat biasa. Sebab, semua keputusan akan diambil sendiri oleh internal partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
“Silahkan saja berpendapat, urusan PDIP adalah urusan rumah tangga PDIP. Orang boleh beri pendapat tapi pada akhirnya keputusa penting menyangkut masa depan partai menjadi yuridiksi politik partai,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Idrus Marham: Ada Pihak yang Mengobok-obok Internal Golkar

Jakarta, Aktual.co — Sekretaris Jenderal (Sekjen) versi Munas IX Bali, Idrus Marham menuding jika ada oknum di luar elit partai yang sengaja merusak partai berlambang pohon beringin tersebut.
“Karena itu, ada elit di balik partai tertentu di balik ini semua. Bukan pemerintah. Oknum ini yang mengatasnamakan pemerintah. Dan telpon pada orang-orang Golkar bahwa ini akan melawan pemerintah. Mana mungkin pemerintah yang sehat dan normal lakukan hal itu,” kata Idrus, di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (15/12).
“Memang ada oknum partai tertentu yang main. Dan ini yang nanti dia mempermainkan partai golkar, nanti juga akan memainkan Jokowi-JK pasti begitu,” imbuhnya.
Idrus berpandangan, adanya oknum di luar Partai Golkar yang turut campur terlihat dari sejumlah agenda yang dimainkan. Pertama, adanya isu tentang tidak akan langgengnya Koalisi Merah Putih (KMP). Lalu, seakan-akan pemerintah mem-back-up gerakan tersebut.
“Di Munas itu ditulis Tjahjo Kumolo, ada Jusuf Kalla yang akan hadir. Ini kan sangat pembodohan bagi rakyat. Kita tahu betul JK tidak akan hadir. Kita yakin betul Tjahjo tidak akan hadir karena dua tokoh ini punya akal sehat dan aturan,” tuturnya.
Lebih lanjut, ketika ditanya soal oknum yang dimaksud tersebut? Idrus tidak mau menjawabnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Berita Lain