27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40771

Pulas Tertidur, Warga Sampit Tewas Terpanggang

Jakarta, Aktual.co — Anto (50) warga Jalan Muchran Ali, Gang Darul Iman Rt 3, Rw I Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, Kalimantan Tengah, tewas mengenaskan dengan kondisi terbakar.
Anto menjadi korban kebakaran karena saat kejadian yang bersangkutan sedang tertidur pulas sehingga tidak mengetahui jika rumahnya terbakar.
“Kejadian berlangsung pada Jumat dini hari sekitar pukul 00.15 WIB menghanguskan sedikitnya tujuh bangunan yang terdiri dari enam rumah dan satu tempat ibadah,” kata Ketua RT 03 Budi Heriyadi kepada wartawan di Sampit, Jumat (12/12).
Kobaran api yang sangat cepat membesar itu karena konstruksi bangunan pada umumnya terbuat dari kayu. Kobaran api baru dapat dipadamkan setelah satu jam kemudian.
Pemadaman awalnya dilakukan oleh warga sekitar dengan peralatan seadanya, sekitar 20 menit setelah kejadian tim pemadam kebakaran baru tiba di lokasi kejadian.
Menurut Budi, asal api masih belum diketahui secara pasti, namun diduga kuat dari rumah Anto korban tewas dalam kejadian itu.
“Kami belum tahu secara jelas sebab saat saya sampai di lokasi, api sudah berkobar, namun berdasarkan keterangan warga sekitar kejadian api berasal dari atao rumah Anto,” katanya.
Anto, rencana akan dimakamkan setelah salat Jumat. Sementara itu Kapolsek Baamang Ipda Sutardi mengatakan, saat ini kasusnya sudah ditangani oleh polisi.
“Untuk sementara kami belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran karena masih dalam tahap penyelidikan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Kebutuhan Ekonomi Menjadi Alasan Para Penjambret Melakukan Aksinya

Jakarta, Aktual.co — Kejahatan jalanan yang kerap terjadi di jalanan seperti penjambretan dan penodongan terjadi karena banyak alasan. Alasan-alasan itu karena kehidupan yang dialami pelaku karena kesulitan ekonomi.
Alasan jitu itulah menjadi tekat salah satu faktor utama alasan pelaku kejahatan melakukan aksi penjambretan dan penodongan yang kerap terjadi di jalanan.
“Kebanyakan memang karena desakan ekonomi. Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari menjadi dorongan pelaku kejahatan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (12/12).
Rikwanto mengatakan, pelaku kejahatan jalanan ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun kebanyakan yang melakukan tindak kejahatan itu dilakukan oleh masyarakat di tingkat ekonomi bawah. Pengangguran, menjadi salah satu golongan pelaku yang kerap melakukan aksi penjambretan.
“Penjambret ini bisa dilakukan oleh siapa pun, tergantung niatnya dia.”
Namun, sambung dia, dari beberapa kasus yang diungkap kebanyakan dilakukan oleh pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan, alasannya butuh uang karena tidak ada kerjaan sehingga menjambret atau melakukan aksi nekat dengan menodong.
Rikwanto mengatakan, biasanya lokasi yang paling rawan kejahatan jalanan ini biasanya terjadi di pusat perbelanjaan, tempat keramaian hingga jalanan umum. “Orang naik motor juga bisa menjadi sasaran.”
Rikwanto mengatakan lagi, kejahatan jalanan seperti perampasan atau jambret dan penodongan banyak menyasar kaum hawa. Perempuan rentan menjadi sasaran karena dianggap tidak akan melawan. Tidak hanya itu, menurut pendapat Rikwanto, kaum wanita memiliki ciri khas tersendiri dalam membawa tasnya.
“Kebanyakan wanita (jadi sasaran-red) karena memang wanita cara bawa tasnya itu unik, spesifik ditaruh di bahu, lengan, ditaruh di motor sehingga si pelaku dengan mudahnya merampas tas.”
Namun tak semua perempuan diam saja saa jadi korban kejahatan. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, sambung Rikwanto ada seorang mahasiswi bernama Citra yang mengejar jambret hingga menabrakkan motornya. Si pelaku pun babak belur dihajar massa.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Kebutuhan Ekonomi Menjadi Alasan Para Penjambret Melakukan Aksinya

Jakarta, Aktual.co — Kejahatan jalanan yang kerap terjadi di jalanan seperti penjambretan dan penodongan terjadi karena banyak alasan. Alasan-alasan itu karena kehidupan yang dialami pelaku karena kesulitan ekonomi.
Alasan jitu itulah menjadi tekat salah satu faktor utama alasan pelaku kejahatan melakukan aksi penjambretan dan penodongan yang kerap terjadi di jalanan.
“Kebanyakan memang karena desakan ekonomi. Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari menjadi dorongan pelaku kejahatan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (12/12).
Rikwanto mengatakan, pelaku kejahatan jalanan ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun kebanyakan yang melakukan tindak kejahatan itu dilakukan oleh masyarakat di tingkat ekonomi bawah. Pengangguran, menjadi salah satu golongan pelaku yang kerap melakukan aksi penjambretan.
“Penjambret ini bisa dilakukan oleh siapa pun, tergantung niatnya dia.”
Namun, sambung dia, dari beberapa kasus yang diungkap kebanyakan dilakukan oleh pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan, alasannya butuh uang karena tidak ada kerjaan sehingga menjambret atau melakukan aksi nekat dengan menodong.
Rikwanto mengatakan, biasanya lokasi yang paling rawan kejahatan jalanan ini biasanya terjadi di pusat perbelanjaan, tempat keramaian hingga jalanan umum. “Orang naik motor juga bisa menjadi sasaran.”
Rikwanto mengatakan lagi, kejahatan jalanan seperti perampasan atau jambret dan penodongan banyak menyasar kaum hawa. Perempuan rentan menjadi sasaran karena dianggap tidak akan melawan. Tidak hanya itu, menurut pendapat Rikwanto, kaum wanita memiliki ciri khas tersendiri dalam membawa tasnya.
“Kebanyakan wanita (jadi sasaran-red) karena memang wanita cara bawa tasnya itu unik, spesifik ditaruh di bahu, lengan, ditaruh di motor sehingga si pelaku dengan mudahnya merampas tas.”
Namun tak semua perempuan diam saja saa jadi korban kejahatan. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, sambung Rikwanto ada seorang mahasiswi bernama Citra yang mengejar jambret hingga menabrakkan motornya. Si pelaku pun babak belur dihajar massa.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

BPBD: 5 Kecamatan di Jember Rawan Longsor

Jakarta, Aktual.co — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencatat lima kecamatan di wilayah itu rawan bencana tanah longsor.
Kepala BPBD Jember Suhanan mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah kecamatan yang berpotensi terjadinya bencana tanah longsor dan banjir.
“Sedikitnya lima dari 31 kecamatan di Jember merupakan daerah rawan longsor, yakni Kecamatan Arjasa, Silo, Patrang, Bangsalsari, dan Panti,” kata dia, di Jember, Jumat (12/12).
Menurut dia, kecamatan tersebut berada di lereng Pegunungan Hyang Argopuro, sehingga masyarakat diminta waspada terhadap potensi tanah longsor di kawasan setempat.
“BPBD Jember memiliki sedikitnya tiga alat ekstensometer yang merupakan alat pendeteksi dini terhadap bahaya longsor yang dipasang di Kecamatan Panti, Patrang, dan Silo.”
Alat tersebut berfungsi sebagai alat pendeteksi dan pengukur adanya pergerakan ataupun pergeseran permukaan tanah yang bisa dipantau dari Kantor BPBD.
Bencana longsor sudah menerjang dua kecamatan di Jember, sehingga pihak BPBD Jember menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor sejak pekan ini.

Artikel ini ditulis oleh:

BPBD: 5 Kecamatan di Jember Rawan Longsor

Jakarta, Aktual.co — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencatat lima kecamatan di wilayah itu rawan bencana tanah longsor.
Kepala BPBD Jember Suhanan mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah kecamatan yang berpotensi terjadinya bencana tanah longsor dan banjir.
“Sedikitnya lima dari 31 kecamatan di Jember merupakan daerah rawan longsor, yakni Kecamatan Arjasa, Silo, Patrang, Bangsalsari, dan Panti,” kata dia, di Jember, Jumat (12/12).
Menurut dia, kecamatan tersebut berada di lereng Pegunungan Hyang Argopuro, sehingga masyarakat diminta waspada terhadap potensi tanah longsor di kawasan setempat.
“BPBD Jember memiliki sedikitnya tiga alat ekstensometer yang merupakan alat pendeteksi dini terhadap bahaya longsor yang dipasang di Kecamatan Panti, Patrang, dan Silo.”
Alat tersebut berfungsi sebagai alat pendeteksi dan pengukur adanya pergerakan ataupun pergeseran permukaan tanah yang bisa dipantau dari Kantor BPBD.
Bencana longsor sudah menerjang dua kecamatan di Jember, sehingga pihak BPBD Jember menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor sejak pekan ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Tahun 2015 Halte Transjakarta Dilengkapi Toilet

Jakarta, Aktual.co — PT Transjakarta akan melengkapi halte bus Transjakarta dengan sarana toilet. Hal itu disampaikan Direktur Utama ANS Kosasih ketika dihubungi, Jumat (12/12).
Rencananya pembangunan sarana tersebut akan dilakukan pada tahun 2015 mendatang bersamaan dengan renovasi halte bus Transjakarta.
‪”Kami ingin nantinya penumpang semakin nyaman berada di halte. Halte-halte yang tadinya sempit kita perlebar. Dan nantinya halte juga akan dilengkapi toilet,” ujarnya.
Ia mengakui memang pada konsep halte bus Transjakarta terdahulu memang tidak layak karena ruangannya yang sempit, dan tertutup tidak ada sirkulasi sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan bagi penumpang.
‪”Itu dulunya niru konsep yang ada di Bogota. Kalau di sana kan dingin, jadi haltenya sempit tidak masalah. Tapi tidak cocok dengan cuaca di sini,” ujarnya.
Namun, PT Transjakarta akan merenovasi halte menjadi lebih luas. Supaya, penumpangpun dapat mengantre dengan nyaman karena ruangannya yang lebih luas dan terbuka. Kosasih mengatakan, saat ini beberapa halte yang telah direnovasi adalah Halte Karet, Halte Polda Metro, dan Halte Juanda.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain