25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40836

Tak Bisa Beri Keteladanan, Menteri Agama “Sakitnya Disini”

Jakarta, Aktual.co —Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tatkala memberi pengarahan tentang nilai budaya kerja di lingkungan kementerian yang dipimpinnya, mengakui dirinya merasa “sakit” karena tak bisa memberi keteladanan sepenuhnya kepada banyak orang.

“Sakitnya di sini,” kata Lukman Hakim yang disambut tawa hadirin pada acara pengarahan tentang lima nilai budaya kerja di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (11/12).

Nampak hadir Sekjen Kemenag Nur Syam, Irjen M. Jasin, para pejabet eselon I, II dan para kepala kanwil Kemenag dari seluruh Tanah Air dan Ary Ginanjar Agustian, seorang motivator dan penggiat transformasi budaya perusahaan.

Menag menyatakan, seharusnya dirinya menjadi teladan bagi lainnya baik saat bekerja maupun di hadapan publik. Tapi, dalam keadaan tertentu posisinya sebagai Menteri Agama, dirinya mendapat layanan tersendiri.

Antara lain, seperti yang seharusnya ikut antri bersama para tamu lainnya tatkala pesta perkawinan tetapi justru didahulukan oleh protokol. Begitu juga ketika bertolak ke kantor atau ke tempat lain, ia mendapat pengawalan di jalan raya. Tentu saja, lanjut dia, saat jalan raya macet, warga atau pun para pengemudi lain tak mustahil dalam hatinya melontarkan sumpah serapah.

Sesungguhnya, kata Lukman, dirinya tak ingin mendapat perlakukan dan diposisikan berlebihan. Harusnya ikut antri bersama warga lainnya baik saat resepsi pesta perkawinan maupun melintas di jalan raya.

Saat di keramaian, mata orang banyak tertuju kepada dirinya. Pasti ada yang “ngedumel”, menggerutu.

“Saya merasa sakit juga. Sakitnya di sini,” katanya lagi, yang lagi-lagi disambut tawa hadirin.

Ia pun menyadari bahwa perlakuan dan pelayanan seperti itu sudah diatur dengan undang-undang sebagai menteri. Sebagai aparat pemerintahan, ia mengajak jajaran Kementerian Agama untuk mengedepankan lima nilai budaya kerja yang sudah disosialisasikan, integritas, profesionalitas, inovatif, bertanggung jawab, dan keteladanan.

Ia menambahkan, budaya kerja tak lepas dari sistem yang dibangun. Bila sistem yang dibangun baik dan dapat dijalankan sebagaimana mestinya, maka akan membentuk karakter seseorang menjadi baik pula.

Lukman memberi contoh, jika warga Indonesia bepergian ke Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), dan kemudian menyeberang ke negara tetangga, Singapura, maka orang bersangkutan ikut berdisiplin. Seperti tidak membuang sampah dan mengindahkan aturan lainnya.

Sistem yang dibangun di Singapura ikut membawa dan mendorong warga Indonesia ikut mengindahkan aturan di negeri jiran. Tapi, jika yang bersangkutan kembali ke negeri sendiri, watak orang itu kembali ke aslinya.

Untuk itu Menteri Agama berharap lima nilai budaya kerja Kementerian Agama ke depan dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Tak Bisa Beri Keteladanan, Menteri Agama “Sakitnya Disini”

Jakarta, Aktual.co —Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tatkala memberi pengarahan tentang nilai budaya kerja di lingkungan kementerian yang dipimpinnya, mengakui dirinya merasa “sakit” karena tak bisa memberi keteladanan sepenuhnya kepada banyak orang.

“Sakitnya di sini,” kata Lukman Hakim yang disambut tawa hadirin pada acara pengarahan tentang lima nilai budaya kerja di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (11/12).

Nampak hadir Sekjen Kemenag Nur Syam, Irjen M. Jasin, para pejabet eselon I, II dan para kepala kanwil Kemenag dari seluruh Tanah Air dan Ary Ginanjar Agustian, seorang motivator dan penggiat transformasi budaya perusahaan.

Menag menyatakan, seharusnya dirinya menjadi teladan bagi lainnya baik saat bekerja maupun di hadapan publik. Tapi, dalam keadaan tertentu posisinya sebagai Menteri Agama, dirinya mendapat layanan tersendiri.

Antara lain, seperti yang seharusnya ikut antri bersama para tamu lainnya tatkala pesta perkawinan tetapi justru didahulukan oleh protokol. Begitu juga ketika bertolak ke kantor atau ke tempat lain, ia mendapat pengawalan di jalan raya. Tentu saja, lanjut dia, saat jalan raya macet, warga atau pun para pengemudi lain tak mustahil dalam hatinya melontarkan sumpah serapah.

Sesungguhnya, kata Lukman, dirinya tak ingin mendapat perlakukan dan diposisikan berlebihan. Harusnya ikut antri bersama warga lainnya baik saat resepsi pesta perkawinan maupun melintas di jalan raya.

Saat di keramaian, mata orang banyak tertuju kepada dirinya. Pasti ada yang “ngedumel”, menggerutu.

“Saya merasa sakit juga. Sakitnya di sini,” katanya lagi, yang lagi-lagi disambut tawa hadirin.

Ia pun menyadari bahwa perlakuan dan pelayanan seperti itu sudah diatur dengan undang-undang sebagai menteri. Sebagai aparat pemerintahan, ia mengajak jajaran Kementerian Agama untuk mengedepankan lima nilai budaya kerja yang sudah disosialisasikan, integritas, profesionalitas, inovatif, bertanggung jawab, dan keteladanan.

Ia menambahkan, budaya kerja tak lepas dari sistem yang dibangun. Bila sistem yang dibangun baik dan dapat dijalankan sebagaimana mestinya, maka akan membentuk karakter seseorang menjadi baik pula.

Lukman memberi contoh, jika warga Indonesia bepergian ke Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), dan kemudian menyeberang ke negara tetangga, Singapura, maka orang bersangkutan ikut berdisiplin. Seperti tidak membuang sampah dan mengindahkan aturan lainnya.

Sistem yang dibangun di Singapura ikut membawa dan mendorong warga Indonesia ikut mengindahkan aturan di negeri jiran. Tapi, jika yang bersangkutan kembali ke negeri sendiri, watak orang itu kembali ke aslinya.

Untuk itu Menteri Agama berharap lima nilai budaya kerja Kementerian Agama ke depan dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Tanggal 11 Desember: PBB Dirikan UNICEF

Jakarta, Aktual.co — United Nations Children’s Fund (UNICEF) atau Badan PerserikatanBangsa-Bangsa untuk anak-anak, resmi didirikan oleh Majelis Umum PBB pada 11Desember 1946 silam. Bermarkas di kota New York, Amerika Serikat, UNICEFmemberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan jangka panjang kepada anak-anakdan ibunya di negara-negara berkembang. 

UNICEF merupakan agensi yang didanai secara sukarela. Oleh karena itu agensiini bergantung pada sumbangan dari pemerintah dan pribadi. Program-programnyamenekankan pengembangan pelayanan masyarakat untuk mempromosikan kesehatan dankesejahteraan anak-anak. UNICEF mendapatkan Penghargaan Perdamaian Nobel pada1965. 

Semntara itu, klub Spanyol FC Barcelona mendukung UNICEF dengan memasanglogo badan PBB itu pada seragam para pemainnya tanpa imbalan finansial. UNICEFsendiri diciptakan dengan tujuan ini dalam pikiran bekerja dengan orang lainuntuk mengatasi kendala bahwa kemiskinan, kekerasan, penyakit dan diskriminasiterjadi di jalan anak. 

UNICEF telah banyak berperan dalam dunia internasional yakni dengan melaksanakanprogram memvaksinasi anak-anak terhadap penyakit menular, dan merupakanpemimpin dalam pekerjaan pada pencegahan HIV / AIDS. 

UNICEF adalah pendukung kuat bagi pendidikan universal, untuk anak perempuanserta anak laki-laki, dan lembaga ini juga bekerja untuk mengatasi kekerasandan diskriminasi terhadap anak.

Artikel ini ditulis oleh:

Tanggal 11 Desember: PBB Dirikan UNICEF

Jakarta, Aktual.co — United Nations Children’s Fund (UNICEF) atau Badan PerserikatanBangsa-Bangsa untuk anak-anak, resmi didirikan oleh Majelis Umum PBB pada 11Desember 1946 silam. Bermarkas di kota New York, Amerika Serikat, UNICEFmemberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan jangka panjang kepada anak-anakdan ibunya di negara-negara berkembang. 

UNICEF merupakan agensi yang didanai secara sukarela. Oleh karena itu agensiini bergantung pada sumbangan dari pemerintah dan pribadi. Program-programnyamenekankan pengembangan pelayanan masyarakat untuk mempromosikan kesehatan dankesejahteraan anak-anak. UNICEF mendapatkan Penghargaan Perdamaian Nobel pada1965. 

Semntara itu, klub Spanyol FC Barcelona mendukung UNICEF dengan memasanglogo badan PBB itu pada seragam para pemainnya tanpa imbalan finansial. UNICEFsendiri diciptakan dengan tujuan ini dalam pikiran bekerja dengan orang lainuntuk mengatasi kendala bahwa kemiskinan, kekerasan, penyakit dan diskriminasiterjadi di jalan anak. 

UNICEF telah banyak berperan dalam dunia internasional yakni dengan melaksanakanprogram memvaksinasi anak-anak terhadap penyakit menular, dan merupakanpemimpin dalam pekerjaan pada pencegahan HIV / AIDS. 

UNICEF adalah pendukung kuat bagi pendidikan universal, untuk anak perempuanserta anak laki-laki, dan lembaga ini juga bekerja untuk mengatasi kekerasandan diskriminasi terhadap anak.

Artikel ini ditulis oleh:

Tim DVI Polda Sumut Masih Dalami Temuan Kerangka Manusia

Jakarta, Aktual.co — Tim gabungan dari Polresta Medan, Disaster Victim Identification dan Puslabfor Polda Sumatera Utara sampai saat ini masih terus mendalami temuan kerangka manusia, gigi dan pakaian dalam wanita di rumah tersangka SA (51) di Jalan Madong Lubis, Medan.
Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta Karokaro mengatakan, temuan tulang manusia berukuran 9 cm dan gigi manusia di lokasi titik ketiga bagian samping rumah tersangka SA, Rabu sore (10/12) masih terus dicari.
“Satu gigi manusia yang ditemukan itu, diperkirakan berusia antara 30 sampai 50 tahun, juga potongan tulang dari manusia dan akan diteliti lebih lanjut oleh Tim DVI Polda Sumut,” kata Kombes Pol Nico saat dihubungi, Kamis (11/12).
Dia mengaku, pihaknya juga menemukan celana dalam wanita sebanyak lima potong yang diduga adalah tenaga kerja wanita (TKW) yang tewas dianiaya tersangka lalu kemudian ditanam di dalam rumah tersebut.
“Dari lima potong pakaian wanita itu, sudah diidentifikasi oleh saksi korban E, bahwa memang benar barang tersebut milik temannya.”
Kapolresta mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk segera melapor ke kantor polisi. Nico menambahkan, atas temuan benda-benda ini, pihaknya akan terus melakukan penggalian di lokasi rumah tersangka SA di Kelurahan Sidodadi.
Kabid DVI Polda Sumut Kombes Pol Drs Priok mengatakan temuan tulang berukuran 9 cm ini masih 1/4 dari yang diperkirakan petugas. “Kita akan teliti lagi penemuan benda tersebut,” katanya.
Polresta Medan, Jumat (28/11) menetapkan tujuh orang tersangka pelaku penganiayaan terhadap tiga TKW, yakni Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Ropmiani (42) asal Demak dan Anis Rahayu (25) asal Malang.
Dari tujuh pelaku penganiayaan tersebut, yakni pimpinan perusahaan CV MJ penyalur TKW berinisial SA (51) dan istrinya RDK (39), MT (19) anaknya, ZKR (28) keponakan, KA (32) karyawan, BHR (36) karyawan, dan FER (42) sopir.
Sebelumnya, Polresta Medan menggerebek sebuah rumah penyalur TKW CV MJ di Jalan Beo/Jalan Madong Lubis No 17 Lingkungan II Kelurahan Sidodadi, Kamis (27/11) siang, menemukan tiga TKW, yakni Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Ropmiani (42) asal Demak dan Anis Rahayu (25) asal Malang.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Tim DVI Polda Sumut Masih Dalami Temuan Kerangka Manusia

Jakarta, Aktual.co — Tim gabungan dari Polresta Medan, Disaster Victim Identification dan Puslabfor Polda Sumatera Utara sampai saat ini masih terus mendalami temuan kerangka manusia, gigi dan pakaian dalam wanita di rumah tersangka SA (51) di Jalan Madong Lubis, Medan.
Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta Karokaro mengatakan, temuan tulang manusia berukuran 9 cm dan gigi manusia di lokasi titik ketiga bagian samping rumah tersangka SA, Rabu sore (10/12) masih terus dicari.
“Satu gigi manusia yang ditemukan itu, diperkirakan berusia antara 30 sampai 50 tahun, juga potongan tulang dari manusia dan akan diteliti lebih lanjut oleh Tim DVI Polda Sumut,” kata Kombes Pol Nico saat dihubungi, Kamis (11/12).
Dia mengaku, pihaknya juga menemukan celana dalam wanita sebanyak lima potong yang diduga adalah tenaga kerja wanita (TKW) yang tewas dianiaya tersangka lalu kemudian ditanam di dalam rumah tersebut.
“Dari lima potong pakaian wanita itu, sudah diidentifikasi oleh saksi korban E, bahwa memang benar barang tersebut milik temannya.”
Kapolresta mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk segera melapor ke kantor polisi. Nico menambahkan, atas temuan benda-benda ini, pihaknya akan terus melakukan penggalian di lokasi rumah tersangka SA di Kelurahan Sidodadi.
Kabid DVI Polda Sumut Kombes Pol Drs Priok mengatakan temuan tulang berukuran 9 cm ini masih 1/4 dari yang diperkirakan petugas. “Kita akan teliti lagi penemuan benda tersebut,” katanya.
Polresta Medan, Jumat (28/11) menetapkan tujuh orang tersangka pelaku penganiayaan terhadap tiga TKW, yakni Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Ropmiani (42) asal Demak dan Anis Rahayu (25) asal Malang.
Dari tujuh pelaku penganiayaan tersebut, yakni pimpinan perusahaan CV MJ penyalur TKW berinisial SA (51) dan istrinya RDK (39), MT (19) anaknya, ZKR (28) keponakan, KA (32) karyawan, BHR (36) karyawan, dan FER (42) sopir.
Sebelumnya, Polresta Medan menggerebek sebuah rumah penyalur TKW CV MJ di Jalan Beo/Jalan Madong Lubis No 17 Lingkungan II Kelurahan Sidodadi, Kamis (27/11) siang, menemukan tiga TKW, yakni Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Ropmiani (42) asal Demak dan Anis Rahayu (25) asal Malang.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain