24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 45

Pengamat Sepakbola Bongkar Biang Kegagalan Timnas U22 di SEA Games 2025

Pesepak bola Timnas Indonesia U-22 Hokky Caraka (kiri) menggiring bola dibayangi pesepak bola Timnas Myanmar Phyo Pyae (kanan) pada pertandingan babak penyisihan Grup C Sepak Bola SEA Games 2025 di The 700th Anniversary of Chiang Mai Stadium, Chiang Mai, Thailand, Jumat (12/12/2025). Meski menang 3-1 dalam pertandingan tersebut, tetapi Indonesia gagal lolos ke babak semi final karena tidak berhasil meraih posisi sebagai runner up terbaik di fase grup. ANTARA FOTO/NAY/sth/foc.
Pesepak bola Timnas Indonesia U-22 Hokky Caraka (kiri) menggiring bola dibayangi pesepak bola Timnas Myanmar Phyo Pyae (kanan) pada pertandingan babak penyisihan Grup C Sepak Bola SEA Games 2025 di The 700th Anniversary of Chiang Mai Stadium, Chiang Mai, Thailand, Jumat (12/12/2025). Meski menang 3-1 dalam pertandingan tersebut, tetapi Indonesia gagal lolos ke babak semi final karena tidak berhasil meraih posisi sebagai runner up terbaik di fase grup. ANTARA FOTO/NAY/sth/foc.

Jakarta, aktual.com – Pengamat sepak bola Tommy Welly mengkritik kegagalan timnas Indonesia U22 untuk menembus semifinal SEA Games Thailand 2025, yang menurutnya bersumber dari keberpihakan kepada pelatih Indra Sjafri dan adanya faksi Zainudin Amali.

Berstatus pemegang medali emas pada SEA Games 2023, timnas U22 justru dipastikan gagal melaju ke semifinal SEA Games tahun ini setelah kalah 0-1 dari Filipina dan hanya menang 3-1 atas Myanmar di Grup C. Indonesia gagal bersaing untuk lolos sebagai salah satu tim peringkat kedua terbaik.

“Menurut saya ini persoalan kepelatihan. Kayak paradoks, karena ini TC-nya lebih panjang daripada TC yang AFF maupun AFC U23i,” kata Tommy dikutip dari siniar NTV Sportcast, Sabtu (13/12).

“Jadi ini ada kebingungan seorang Indra Sjafri. Paradoksnya apa? Waketum PSSI, Zainudin Amali mengatakan pelatih bertangan dingin, track record-nya bagus, selalu pendekatan dengan sports science. Ternyata omong kosong hasilnya.”

“Indra Sjafri lagi, Indra Sjafri lagi. Seolah-olah tidak ada pelatih lain. Apakah kepelatihan kita mau berhenti di Indra Sjafri. Hari ini kita lihat,” kata sosok yang akrab disapa Towel itu.

Selain masalah kepelatihan, Tommy menyebut bahwa salah satu biang kegagalan timnas U22 berprestasi di SEA Games 2025 adalah adanya faksi-faksi di PSSI. Menurut Tommy, faksi yang berandil dalam memilih Indra Sjafri sebagai pelatih timnas U22 adalah Wakil Ketua umum PSSI, Zainudin Amali.

Sebelum timnas U22 berangkat ke SEA Games 2025, Zainudin memang sempat melontarkan isyarat bahwa tim itu tetap ditargetkan membawa pulang medali emas. Sedangkan target Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk tim sepak bola SEA Games 2025 adalah medali perak.

“Sejak kegagalan lolos ke Piala Dunia, eksesnya banyak. Ada faksi-faksi. Timnas ini faksinya Zainudin Amali ini,” ujar Tommy.

“Tim ini PIC-nya atau pimpinan projectnya adalah Zainudin Amali, Wakil Ketua Umum PSSI. Jadi tanggung jawab saja gitu lho,” lanjutnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Ketua MPR Bangga Masyarakat Indonesia Gotong Royong Bantu Korban Bencana

Ketua MPR RI Ahmad Muzani menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Aceh yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Aceh Utara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Aktual/DOK MPR RI

Aceh, aktual.com — Ketua Majelis Permusyawaratan RI Ahmad Muzani menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Aceh yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor. Bantuan berupa 5.000 paket sembako dan obat-obatan disalurkan langsung ke masyarakat di wilayah Aceh Utara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur.

Muzani mengatakan, dari hasil peninjauan seluruh wilayah Aceh Utara terdampak bencana. 25 kecamatan rusak berat, dan 2 kecamatan rusak ringan.

“Aceh Utara itu terdiri dari 27 kecamatan, 25 kecamatan terdampak parah dan dua kecamatan terdampak ringan. Artinya, seluruh kabupaten terdampak bencana,” ujar Muzani pasca tinjauan lapangan.

Ia menyatakan, saat ini terdapat lebih dari 100 ribu warga yang mengungsi, namun sebagian besar belum tertampung di hunian sementara.

Akhirnya pengungsi terpaksa menumpang di rumah kerabat, sekolah, hingga masjid yang berada di lokasi lebih tinggi dan tidak terdampak banjir.

“Kondisi mereka saat ini sangat memprihatinkan. Rumah hancur, lahan pertanian rusak, ternak musnah, bahkan ada anggota keluarga yang meninggal dan hilang. Secara psikologis mereka kehilangan semangat hidup,” ungkapnya.

Masyarakat berharap agar akses jalan desa, kecamatan, hingga kabupaten dapat segera dipulihkan untuk mendukung aktivitas dan distribusi bantuan.

Selain itu, menjelang nantinya bulan Ramadhan, warga sangat berharap pemerintah dapat membangun rumah singgah sementara agar mereka bisa kembali menjalani kehidupan secara lebih normal.

“Karena itu mereka berharap kepada pemerintah pusat untuk segera membangun rumah-rumah yang mereka tinggalkan atau yang hancur karena bencana tersebut” papar Muzani.

Muzani yang juga Ketua Dewan Kehirmatan DPP Partai Gerindra itu membahas pemulihan sektor pendidikan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, tengah menyalurkan school kit lengkap bagi anak-anak terdampak agar dapat kembali menimba ilmu.

“Mereka juga berharap sekolah-sekolah bisa segera diaktifkan kembali, karena pendidikan anak-anak tidak boleh terhenti akibat bencana,” tutur Muzani.

“Tadi juga disampaikan, BPJS Kesehatan akan digratiskan bagi masyarakat terdampak, dan pelayanan kesehatan dipastikan tetap maksimal. Selain itu, BPN akan menggratiskan layanan sertifikasi tanah bagi warga yang terdampak bencana,” lanjutnya.

MPR RI total menyalurkan 15 ribu paket bantuan pada tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, masing-masing provinsi menerima 5.000 paket.

Khusus Aceh, bantuan didistribusikan sebanyak 2.000 paket untuk Aceh Utara, 2.000 paket untuk Aceh Tamiang, dan 1.000 paket untuk Aceh Timur.

Sebagai informasi dalam satu paket bantuan tersebut berisi kebutuhan pokok dan perlengkapan penting seperti susu, gula, kopi, mi instan, minyak goreng, biskuit, popok bayi, pembalut perempuan, minyak kayu putih, balsam, hingga obat-obatan.

“Bantuan ini memang masih sangat terbatas, tetapi yang paling penting adalah perhatian Presiden Prabowo yang begitu fokus untuk segera memulihkan kehidupan masyarakat agar bisa kembali seperti sedia kala,” tegasnya.

Dalam penanganan status tanggap bencana, Ahmad Muzani turut mengapresiasi, dukungan dari Tentara Nasional Indonesia, POLRI, BNPB, Kemensos, relawan, lembaga sosial, bahkan dari perorangan-perorangan yang menegaskan semangat gotong royong bangsa Indonesia.

“Kami berbangga bahwa kegotong royongan dan sifat penolong bagi kita bangsa Indonesia tidak pernah pudar. Itulah kebanggaan kita, itulah yang kita miliki satu-satunya sebagai sebuah warisan yang harus kita pertahankan, yakni kegotong royongan,” tutup Muzani.

Dalam tinjauan ke Aceh, Ahmad Muzani turut didampingi Wakil Ketua MPR Abcandra Akbar Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat dan Wamenkes Benny Oktavianus serta anggota MPR lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

Analisis Resiko Politik Prabowo di Tengah Dunia Multipolar

Presiden Prabowo Subianto memberi hormat saat upacara HUT ke-80 TNI di kawasan Silang Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Oleh: Radhar Tribaskoro

Jakarta, aktual.com – Prabowo Subianto memasuki kursi kepresidenan bukan pada masa normal. Dunia sedang bergerak dari satu kutub ke banyak pusat daya. Amerika Serikat tidak lagi menjadi satu-satunya jangkar stabilitas global, sementara BRICS—yang kini tidak hanya ekonomi, tetapi juga politik—menawarkan alternatif institusional dan ideologis bagi negara-negara berkembang. Dalam konteks inilah risiko politik Prabowo harus dibaca: bukan semata dari dalam negeri, tetapi dari persilangan tekanan global dan konflik domestik.

Bermain di Banyak Papan

Keputusan Prabowo untuk merapat ke BRICS bukan langkah simbolik. Ia sadar bahwa ketergantungan tunggal pada Barat—khususnya AS—membatasi ruang gerak strategis Indonesia. Pertemuan dengan Vladimir Putin membuka kerja sama di bidang PLTN, energi, dan ekonomi; serangkaian pertemuan dengan Xi Jinping memperdalam hubungan yang sejak era Jokowi sudah terjalin kuat. Bahkan dalam isu sensitif seperti kereta cepat Whoosh, Prabowo memilih sikap tegas: “Saya akan bertanggung jawab.” Pernyataan ini bukan sekadar etika kepemimpinan, tetapi sinyal politik ke Beijing bahwa Indonesia tidak akan membiarkan proyek strategisnya runtuh oleh kekacauan domestik.

Namun Prabowo tidak memutus jalur lama. Hubungan dengan Amerika Serikat tetap dijaga. Ia merundingkan perjanjian dagang dengan administrasi Trump dan mendukung upaya perdamaian di Gaza yang dipimpin AS. Di permukaan, ini tampak sebagai diplomasi seimbang. Tetapi justru di sinilah risiko politik mulai mengeras: Prabowo menolak memilih satu kubu, dan dalam geopolitik, posisi “tidak memilih” sering kali dianggap sebagai pilihan itu sendiri.

Menyentuh Inti Kekuasaan Lama

Jika di luar negeri Prabowo bermain halus, di dalam negeri ia justru bergerak frontal. Pembatalan sejumlah Proyek Strategis Nasional yang dikendalikan oligarki adalah sinyal bahwa rezim baru tidak ingin menjadi kelanjutan pasif dari rezim lama. Pengambilalihan kebun-kebun sawit ilegal—yang selama ini menjadi ladang rente kekuatan ekonomi-politik—dan rencana penertiban tambang ilegal mempertegas arah itu.

Langkah-langkah ini bukan kebijakan teknokratis semata. Ia menyentuh jaringan kepentingan yang selama puluhan tahun membentuk apa yang bisa disebut political industrial complex: simpul antara modal besar, aparat, dan elite politik. Setiap sentimeter tanah sawit ilegal atau setiap konsesi tambang yang ditertibkan berarti ada aliran uang yang terputus. Di titik inilah risiko politik meningkat tajam.

Skenario Tradisional

Sejarah Indonesia memberi pelajaran keras: konflik domestik sering kali tidak murni domestik. Amerika Serikat pernah terlibat dalam PRRI dan memainkan peran penting dalam tragedi G30S/PKI. Bukan karena Indonesia lemah, tetapi karena posisinya strategis. Hari ini, ketika Indonesia mulai condong ke BRICS, logika geopolitik lama bisa aktif kembali.

AS, sebagai kekuatan yang lama “mengendapkan” Indonesia dalam orbitnya, tentu tidak akan sepenuhnya nyaman melihat pergeseran ini. Dukungan terhadap kekuatan oligarki yang kecewa oleh kebijakan Prabowo menjadi salah satu opsi klasik. Kelemahan utama aliansi semacam ini bukan pada modal atau akses internasional—itu selalu ada—melainkan pada kebutuhan akan elemen militan sebagai pemantik konflik.

Bibitnya kini terlihat. Ada elemen akar rumput militan yang masih setia pada pemerintahan lama, dan ada pula massa yang digerakkan oleh tokoh-tokoh politik daerah yang merasa terancam oleh penertiban pusat. Jika dua arus ini bertemu, risiko eskalasi meningkat.

Mengukur Risiko

Risiko politik Prabowo tidak bisa diukur secara statis. Ia harus dibaca sebagai tingkat kegentingan yang berubah dari waktu ke waktu. Selama konflik dengan oligarki masih bersifat administratif dan hukum, risiko berada pada level rendah-menengah. Namun jika tekanan ekonomi, mobilisasi massa, dan narasi delegitimasi internasional mulai bertaut, kegentingan naik.

Di sinilah tantangan terbesar Prabowo: menjaga agar konflik tetap berada dalam kanal institusional, sambil memastikan negara tidak kehilangan kendali atas aparatusnya sendiri. Pernyataan “Saya akan bertanggung jawab” penting, tetapi tidak cukup. Tanggung jawab personal harus segera diterjemahkan menjadi tanggung jawab institusional: transparansi, akuntabilitas, dan distribusi keputusan yang jelas.

Penutup

Prabowo memimpin Indonesia di masa ketika keberanian adalah prasyarat, tetapi kehati-hatian adalah kunci kelangsungan. Ia menghadapi risiko politik yang nyata: dari geopolitik multipolar yang tidak sabar, dari oligarki domestik yang terusik, dan dari sejarah yang menunjukkan bahwa konflik Indonesia jarang berdiri sendiri.

Pertanyaannya bukan apakah risiko itu ada—ia sudah ada. Pertanyaannya adalah apakah negara cukup kuat untuk menyerapnya tanpa runtuh. Di situlah ujian sesungguhnya dari kepemimpinan Prabowo.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Kompolnas Soroti Pengeroyokan Maut di Kalibata, Enam Polisi Yanma Mabes Polri Jadi Tersangka

Anggota Kompolnas Muhammad Choirul Anam di Jakarta, Jumat, (29/8/2025). ANTARA/Khaerul Izan .

Jakarta, aktual.com – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menaruh perhatian serius terhadap kasus pengeroyokan yang menewaskan dua orang debt collector di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (11/12). Dalam kasus ini, enam anggota Satuan Pelayanan Markas (Yanma) Mabes Polri telah ditetapkan sebagai tersangka.

Komisioner Kompolnas Choirul Anam menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan, apalagi jika pelakunya adalah aparat penegak hukum.

“Kami menyayangkan salah satu bentuk kekerasannya dilakukan oleh anggota kepolisian ya apapun alasannya gak boleh dilakukan kekerasan atau main hakim sendiri,” kata Anam dalam keterangannya, Sabtu (13/12).

Anam menyampaikan bahwa Kompolnas mendukung langkah Polda Metro Jaya yang memproses para tersangka sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Ia menjelaskan bahwa penanganan kasus tersebut dilakukan melalui dua jalur secara bersamaan.

“Dua mekanisme ini penting dan secara simultan memang bisa dilakukan kami mendukung Polda Metro Jaya untuk menindak tegas anggota tersebut,” ujarnya.

Ia berharap penindakan tegas ini menjadi pelajaran bagi seluruh anggota kepolisian agar tidak mengulangi tindakan serupa di masa mendatang. Selain itu, Anam juga menyoroti pentingnya kejelasan aturan terkait mekanisme penagihan utang oleh debt collector.

“Dalam konteks yang lebih besar memang perlu juga dibuat satu mekanisme soal debt collector ini apakah memang ditagihnya di tengah jalan atau di rumah ini juga penting,” terangnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Timnas U-22 Tersingkir di SEA Games, Pengamat: Zainudi Amali Harus Bertanggung Jawab

Pesepak bola Timnas Indonesia U-22 Hokky Caraka (kiri) menggiring bola dibayangi pesepak bola Timnas Myanmar Phyo Pyae (kanan) pada pertandingan babak penyisihan Grup C Sepak Bola SEA Games 2025 di The 700th Anniversary of Chiang Mai Stadium, Chiang Mai, Thailand, Jumat (12/12/2025). Meski menang 3-1 dalam pertandingan tersebut, tetapi Indonesia gagal lolos ke babak semi final karena tidak berhasil meraih posisi sebagai runner up terbaik di fase grup. ANTARA FOTO/NAY/sth/foc.
Pesepak bola Timnas Indonesia U-22 Hokky Caraka (kiri) menggiring bola dibayangi pesepak bola Timnas Myanmar Phyo Pyae (kanan) pada pertandingan babak penyisihan Grup C Sepak Bola SEA Games 2025 di The 700th Anniversary of Chiang Mai Stadium, Chiang Mai, Thailand, Jumat (12/12/2025). Meski menang 3-1 dalam pertandingan tersebut, tetapi Indonesia gagal lolos ke babak semi final karena tidak berhasil meraih posisi sebagai runner up terbaik di fase grup. ANTARA FOTO/NAY/sth/foc.

Jakarta, aktual.com – Pengamat sepak bola senior Tommy Welly (Bung Towel) mengkritik keras manajemen Timnas U-22 Indonesia setelah gagal lolos dari fase grup SEA Games 2025. aketum PSSI, Zainudin Amali, bahkan disebut sebagai sosok yang harus bertanggung jawab atas kegagalan Garuda Muda.

Sebab, Zainudin merupakan penanggung jawab dan pimpinan proyek Timnas U22 Indonesia. Bung Towel menilai kegagalan Garuda Muda bukan saja karena hasil tetapi juga pada level permainan yang ditunjukkan kendati tim memanggil empat pemain keturunan: Ivar Jenner, Mauro Zijlstra, Dion Markx, dan Jens Raven.

“Overall permainan jelek. Di awal banyak prediksi bahwa ini tim bagus dan kuat, apalagi bisa kalahkan Mali. Lalu mewah karena ada empat pemain naturalisasi. Saya paradoks ya, ini gagal,” kata Bung Towel kepada wartawan, Jakarta, Sabtu, 13 Desember 2025.

Menurut dia, kegagalan Timnas U-22 berakar pada dua persoalan utama, yakni aspek kepelatihan dan favoritisme dalam penunjukan tim pelatih.

Dia membandingkan durasi pemusatan latihan (training center/TC) yang dinilai lebih panjang dibandingkan ajang lain, namun tidak berbanding lurus dengan performa di lapangan.

Bung Towel mengkritisi pendekatan taktik yang dinilainya terlalu monoton. Bung Towel menyoroti ketergantungan pada lemparan ke dalam sebagai opsi utama serangan dan mempertanyakan kejelasan peran pemain, termasuk posisi Robi Darwis di dalam skema permainan.

“Ada kebingungan di seorang Indra Sjafri,” ujar Bung Towel.

Tak hanya itu, Bung Towel menilai pemilihan Indra Sjafri tidak melalui mekanisme berbasis kompetensi, melainkan dipengaruhi oleh faktor kedekatan dan favoritisme di tubuh Timnas SEA Games 2025.

“IS punya track record bagus karena dia ada kesempatan dan yang lain tidak. Dan dia positioning-nya ada di dalam struktur PSSI. Persaingannya tidak fair,” kata dia.

Lebih dari itu, Bung Towel bahkan menyinggung adanya pembagian faksi pascakegagalan Piala Dunia yang turut memengaruhi pengambilan keputusan.

Atas hal tersebut, Bung Towel menegaskan Zainudin sebagai penanggung jawab utama Timnas U22 di SEA Games 2025 tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas hasil buruk tersebut.

“Sebagai PIC untuk timnas ini adalah Amali, maka ia harus bertanggung jawab,” tegas Bung Towel.

Timnas Indonesia U-22 harus menelan pil pahit usai gugur dari fase grup Sea Games 2025. Indonesia harus pulang lebih dulu meski menang 3-1 atas Myanmar dalam laga terakhir Grup C.

Lewat hasil itu, Indonesia finis di posisi kedua Grup C dengan tiga poin. Namun, Garuda Muda tak mampu lolos ke semifinal dengan status runner-up terbaik karena kalah produktivitas gol dari Malaysia yang finis sebagai runner-up Grup B.

Malaysia finis dengan selisih gol 4-3, sedangkan Indonesia hanya 3-2. Timnas Indonesia U-22 pun gagal mempertahankan emas yang diraih di Kamboja pada 2023.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Enam Anggota Mabes Polri Jadi Tersangka Kasus Pengeroyokan Debt Collector di Kalibata

Tempat kejadian perkara (TKP) pengeroyokan serta perusakan yang menewaskan penagih hutang atau mata elang (matel) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (12/12/2025). ANTARA/Luthfia Miranda Putri.
Tempat kejadian perkara (TKP) pengeroyokan serta perusakan yang menewaskan penagih hutang atau mata elang (matel) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (12/12/2025). ANTARA/Luthfia Miranda Putri.

Jakarta, aktual.com – Polisi menetapkan enam anggota Polri sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan terhadap dua orang debt collector yang terjadi di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025). Keenam tersangka diketahui merupakan personel dari satuan pelayanan markas Mabes Polri.

“Penyidik menetapkan 6 orang tersangka diduga terlibat dalam rangkaian tindak pidana,” kata Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dalam konferensi pers, Jumat (12/12/2025).

“Adapun keenam tersangka tersebut anggota satuan pelanayaann markas di Mabes Polri,” lanjutnya.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 170 ayat 3 KUHP terkait tindak kekerasan secara bersama-sama. “Penerapan pasal-pasal tersebut sesuai bukti,” jelas Trunoyudo.

Peristiwa pengeroyokan itu bermula dari persoalan tunggakan kredit. Dua debt collector berinisial NAT dan MET menghentikan seorang pengendara sepeda motor di kawasan TMP Kalibata, Jakarta Selatan.

Pengendara motor tersebut kemudian keberatan dan memanggil sejumlah rekannya. Tak lama berselang, sekitar tujuh orang datang menggunakan mobil dan secara bersama-sama melakukan pengeroyokan terhadap kedua korban.

Akibat kejadian tersebut, satu orang debt collector meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara satu korban lainnya sempat dilarikan ke RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur, namun akhirnya juga meninggal dunia.

Kematian kedua korban memicu kemarahan rekan-rekan sesama debt collector. Mereka mendatangi kawasan Kalibata untuk meluapkan emosi, yang kemudian berujung pada pembakaran sejumlah kios dan kendaraan di sekitar lokasi kejadian.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain