Boyolali, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Hatta berharap eks-pegawai PT Sritex yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) beberapa waktu lalu kembali dipekerjakan oleh pemilik baru nanti.

“Harapannya pegawai Sritex tetap bisa kerja lagi dengan owner baru, ini kan berganti dari owner lama yang dipailitkan, ganti owner baru,” katanya saat berkunjung di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (12/3).

Dia mengatakan saat ini perkembangan Sritex masih dalam tahap pembahasan.

Meski demikian, ia menilai seharusnya pemilik baru senang mempekerjakan kembali para eks-pekerja Sritex mengingat mereka sudah memiliki keahlian sebelumnya.

“Para pekerja Sritex sudah teruji, termasuk loyalitasnya, jadi tidak usah risau, pasti akan dipekerjakan kembali,” katanya.

Menurut dia, para pekerja yang ter-PHK kemungkinan dalam waktu 1-2 bulan lagi akan menerima kepastian dari pemilik baru.

“Pasti akan dipekerjakan kembali, daripada merekrut orang baru, mengoperasikan mesin-mesinnya mereka sudah paham,” katanya.

Sementara itu, soal situasi Sritex saat ini, dikatakannya, DPR hanya sebatas memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait.

“Kami dari DPR taat hukum, kalau memang harus di ranah hukum kami tidak bisa intervensi,” katanya.

Ia mengatakan sebetulnya dari DPR RI sudah berupaya mencegah agar tidak terjadi PHK massal namun di sisi lain pihaknya tidak dapat mengintervensi keputusan pengadilan.

“Kami berupaya tidak ada pemberhentian pekerja yang begitu besar, tapi karena langkah hukum seperti itu, fakta hukum di persidangan seperti itu ya kami tidak bisa intervensi lagi,” katanya.

Terkait dengan isu Sritex yang akan dijadikan bagian dari BUMN, ia menilai lebih baik dikelola oleh swasta.

“Itu salah satu opsi, mungkin Danantara yang akan pakai itu, tapi belum jelas duitnya dari mana. Kalau bisa swasta saja yang ambil alih,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra

Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengapresiasi kemajuan negosiasi perbatasan antara Indonesia dan Malaysia saat menerima Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin.

Dalam pertemuan di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI di Jakarta, Rabu (12/3), Menlu Sugiono menyoroti adanya perkembangan positif dalam perundingan batas laut maupun darat antara Indonesia dan Malaysia.

Ia juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus melanjutkan negosiasi pada garis-garis perbatasan yang masih belum terselesaikan.

Lebih lanjut, Menlu Sugiono dan Dubes Hasrin,seperti dikutip keterangan pers Kemlu RI yang diterima di Jakarta, membahas isu penting lain dalam hubungan bilateral antara kedua negara, di antaranya kerja sama ekonomi yang pesat, ASEAN, serta isu Palestina.

Menlu menyampaikan optimismenya terhadap kemajuan kerja sama di sektor ekonomi yang ditunjukkan, antara lain, oleh langgengnya kerja sama antara Pertamina dan Petronas serta kerja sama bilateral di sektor kelapa sawit.

Selain itu, Sugiono menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus mendukung keketuaan Malaysia di ASEAN sepanjang tahun 2025 ini.

Kedua pihak juga membahas isu perjuangan Palestina dalam pertemuan mereka dan bersepakat untuk terus berkomitmen secara penuh terhadap penyelesaian isu Palestina melalui realisasi gencatan senjata permanen serta solusi dua negara.

Menurut pernyataan Kemlu RI, Malaysia merupakan investor terbesar keempat di Indonesia dari Asia Tenggara dengan nilai penanaman modal tercatat sebesar 4.1 miliar dolar AS pada 2024. Di tahun ke-68 hubungan diplomatik bilateral, Malaysia tetap merupakan mitra penting dan tetangga terdekat Indonesia.

Menurut Kementerian Perdagangan RI, nilai total perdagangan kedua negara pada periode Januari hingga November 2024 mencapai 21,1 miliar dolar AS, dan Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar 800 ribu dolar AS terhadap Malaysia.

Adapun nilai ekspor Indonesia ke Malaysia adalah sebesar 10,9 miliar dolar AS. Sementara impor Indonesia dari Malaysia adalah mencapai 10,1 miliar dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra