Ilustrasi

Jakarta, Aktual.com – Epidemiolog dari Universitas Indonesia Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D berpendapat mengkomunikasikan risiko melalui sosialisasi kepada masyarakat bahwa pandemi COVID-19 masih ada menjadi salah satu strategi penting untuk mendorong Indonesia menuju endemi.

“Tadinya WHO bilang komunikasi di bawah. Sengaja, saya taruh di atas karena paling penting terbuka memberikan informasi yang benar. Musuh kita selama pandemi, banyak orang memberikan informasi yang sesat,” kata dia dalam sebuah acara kesehatan di Jakarta, Selasa (22/11)

Pandu mengatakan, strategi lainnya yakni masyarakat mendapatkan vaksinasi mulai dari dosis pertama, kedua dan ketiga atau booster dan ini perlu didorong.

Pandu mengatakan, masyarakat menghadapi pandemi yang disebabkan oleh virus yang selalu bermutasi yang ditularkan dari orang ke orang melalui udara yang mengandung virus.

Menurut dia, menghadapi wabah penyakit menular yakni hanya dengan menghindari penularan melalui penerapan protokol kesehatan dan menekan dampak penularan dengan vaksinasi yang meningkatkan imunitas.

Imunitas bagi masyarakat yang dapat diandalkan termasuk melalui vaksinasi booster khususnya pada mereka yang rentan seperti lansia. Dia mengatakan, bila masyarakat bisa meningkatkan cakupan vaksinasi booster, maka pandemi akan terkendali dengan baik dan dapat berakhir.

“Selama pandemi, anak-anak tidak sempat divaksinasi. Vaksinasi penting. Kita bisa hidup sampai dewasa dan tua seperti sekarang karena dulu divaksinasi. Kenapa anak cucu kita, kita masih permasalahkan tidak usah divaksinasi?,” kata dia.

Pandu menambahkan, strategi berikutnya agar Indonesia menuju endemi yakni memastikan sistem pelayanan kesehatan dari hulu ke hilir, selalu mempersiapkan antisipasi jika terjadi lonjakan kasus dan tindakan pencegahan dan pengendalian secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Kementerian Kesehatan menyatakan, salah satu cara untuk dapat mengendalikan pandemi menjadi endemi yakni dengan menekan laju penularan. Endemi merupakan wabah penyakit yang terjadi secara konsisten namun terbatas pada wilayah tertentu saja sehingga laju penyebaran dan penyakitnya dapat dikendalikan atau diprediksi.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra