ilustrasi : Hashim Djojohadikusumo
ilustrasi : Hashim Djojohadikusumo

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, Menegaskan Tidak Mengenal Istilah “Petugas Partai”

Hashim Djojohadikusumo, salah satu tokoh penting dalam Partai Gerindra, berbicara tentang pandangannya terkait penggunaan istilah “petugas partai” dalam internal partainya. Dalam sebuah acara relawan melalui pertemuan zoom pada Kamis (10/8), Hashim menegaskan bahwa dalam Partai Gerindra tidak ada yang disebut sebagai “petugas partai”. Dia mengklaim bahwa semua kader Gerindra, termasuk Ketua Umumnya, Prabowo Subianto, bukanlah petugas partai.

“Ketua Umum kami, Pak Prabowo, telah menekankan bahwa beliau bukanlah petugas partai. Dan dalam Gerindra, istilah petugas partai tidak ada. Tidak ada istilah tersebut di dalam Gerindra, baik bagi saya maupun siapa pun. Kami tidak mengenal konsep petugas partai dalam Partai Gerindra. Yang kami kenal hanyalah petugas dan pelayan rakyat,” ujar Hashim.

Hashim menjelaskan bahwa dalam pandangan Gerindra, semua kader partai memandang diri mereka sebagai pelayan rakyat dan bukan petugas partai semata. “Kami semua adalah pelayan rakyat. Kami adalah pelayan bagi rakyat,” tegas adik Prabowo ini.

Namun, istilah “petugas partai” ternyata sering digunakan oleh kader-kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, pernah menyebut semua kader PDIP, termasuk dirinya sendiri, sebagai petugas partai. Bahkan, istilah ini juga merujuk pada Presiden Joko Widodo.

Megawati berpendapat bahwa meskipun Jokowi menjabat sebagai Presiden, ia tetap merupakan kader PDIP. Menurut pandangan Megawati, Jokowi adalah presiden yang diusung oleh PDIP, sesuai dengan perundangan Republik Indonesia.

Tetapi, istilah “petugas partai” ini kerap memunculkan perdebatan di kalangan publik. Sebagian berpendapat bahwa menggunakan istilah ini terhadap seorang presiden tidak etis.

Artikel ini ditulis oleh:

Ilyus Alfarizi