Jakarta, Aktual.com — Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mempertanyakan rencana pemerintahan Jokowi yang akan memangkas Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) serta beberapa anggaran belanja di pos kementerian dan lembaga.

Wakil Ketua Komisi XI Achmad Hafisz Thohir menilai rencana tersebut menandakan tidak kreatifnya tim ekonomi Jokowi dalam persoalan ekonomi.

“Ini sekali lagi menunjukkan lemahnya tim ekonomi Jokowi,” ujar Hafisz di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/5).

Mantan Ketua Komisi VI ini mengatakan, ditengah analisa fiskal yang lemah, semestinya rencana keuangan pemerintah diperhitungkan dengan matang.

Menurutnya, Asumsi makro APBN salah satunya adalah asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan lifting migas. Dalam APBN 2016, ICP diasumsikan sebesar 50 dolar AS per barel, sedangkan lifting migas 830 ribu bopd.

“Darimana saja sumber pemasukan negara itu harus teliti dan hati-hati jangan asal comot ternyata tidak tercapai. Sementara APBN sudah jalan, revisi lagi. Ini terjadi sudah dua kali revisi APBN, analisa makro harus terukur, jangan ngarang. Karena kalau dari perencanaan makro tidak akurat maka target pasti meleset,” tegas Hafisz.

Hafisz menuturkan, jikalau asumsi harga tersebut meleset maka target pendapatan pun akan meleset. Sebab, harga crude oil akan menentukan Pendapatan Negara dari sektor migas yang meliputi Pajak Penghasilan (PPh) migas, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) migas, dan PNBP lainnya dari kegiatan migas.

“Ini saja sudah pasti akan jomplang APBN jika meleset,” cetus dia.

Hafisz menilai pendapatan negara yang berdasarkan asumsi makro akan memberi dampak pada Belanja Pemerintah (penurunan postur fiskal). Karenanya, asumsi harga crude oil sangat penting dan tidak boleh sembarangan dalam mematok asumsinya.

Anggapan pengesahan Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) yang diyakini akan menambah pundi-pundi penerimaan negara dari dalam dan luar negeri, belum tentu bisa merubah postur pendapatan negara.

“Bagi saya itu hanya janji surga saja. terlalu besar harap,” tandas Politisi PAN itu.

Artikel ini ditulis oleh: