Paniai pernah menjadi sentra kopi pada masa lalu yang dikembangkan oleh para misionaris. Namun seiring perginya para misionaris, pengelolaan budidaya tanaman kopi di wilayah adat Mepago ini berangsur-angsur surut. Serapan pasar pada hasil panen kopi berkurang, harga merosot, tanaman kopi tak lagi diandalkan para penduduk. Mereka lebih memilih menanam tanaman palawija seperti ubi, sebagai kebutuhan pokok untuk makan sehari-hari. Kabupaten Paniai adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua. Letaknya berada di pedalaman pada ketinggian 1.700 mdpl. Saat ini, Bupati Paniai Meki Nawipa tengah serius untuk kembali mengembangkan produksi kopi daerahnya. Saking seriusnya, Bupati akan lebih banyak menghabiskan waktunya di kebun kopi bersama petani dibanding di kantornya. Dengan Gerakan Tanam Kopi, mempercepat kantor Bupati Paniai pindah di kebun-kebun kopi, kedelai, bawang putih dan bawang merah dan juga kebun ubi jalar, pada tahun 2021 nanti. Kini semangat orang asli Papua mulai melirik kembali pada tanaman kopi yang bisa menjanjikan. Dengan kembali bergairahnya pasar kopi di tingkat domestik, kopi Papua kini banyak dicari orang. Para ahli kopi dari Puslitkoka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao) dan praktisi perkopian dari SCOPI (Sustainable Coffee Platform Indonesia) telah datang ke wilayah ini dan menilai bahwa kopi-kopi arabika di Papua memilki grade A, dengan citarasa excellent. AKTUAL/IST

I