Pasar makanan halal potensi besar bagi ekonomi syariah Indonesia. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) memprediksi pasar industri ekonomi syariah Indonesia akan kian berkembang, karena pasarnya sangat luas. Salah satunya terkait makanan halal. Diperkirakan pada 2021 tahun, pasar makan halal akan mencapai US$ 2 triliun.

Menurut Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo untuh saat ini, pasar ekonomi syariah akan berkembang terus, indikatornya untuk makanan halal Indonesia sudah mencapai US$ 1,2 triliun. Dan akan terus berkembang hingga tahun-tahun ke depan.

“Posisi Indonesia untuk pembelanjaan produk halal nomor satu di dunia terutama dari halal food. Ini menjadi the largest expenditure consumer halal food yang mencapai US$ 1,2 triliun di 2015. Dan akan ke US$ 2 triliun di 2021 nanti,” ujar Perry pada sambutannya di acara diskusi “Masa Depan Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia,” di Jakarta, Rabu (22/11).

Untuk itu, kata dia, untuk memanfaatkan potensi tersebut dan menjadi pemain industri makanan halal, pihaknya mendorong agar Indonesia bisa mencapai swasembada makanan halal. Selain itu, Perry yakin aktivitas perekonomian juga akan bergerak melalui swasembada makanan halal ini.

“Indonesiaa punya potensi besar untuk mengembangkan industri makanan halal. Bahkan kalau swasembada makanan halal, aktivitas ekonomi akan sangat besar,” kata dia.

Lebih jauh dia mengungkapkan, prinsip syariah bukan cuma diterapkan saat penyembelihan hewan saja, tapi bagaiamana proses makanan itu sampai ke konsumennya dipastikan harus halal dan baik atau thoyyib.

“Bayangkan saja apakah beras, daging, ayam, ikan dikembangkan di Indonesia secara halal. Itu kue terbesar petani, nelayan, distributor, marketing makanan halal. Jadi perlu diciptakan mata rantai dan perlu ada sertifikasi halalnya. Ini jadi potensi besar,” terang dia.

Perry mengatakan, apabila makanan halal dan ekonomi syariah dapat diberdayakan maka secara otomatis hal ini juga dapat mengembangkan pangsa pasar perbankan syariah Indonesia.

“Tentu aktivitas ini memerlukan pembiayaan kan? Jadi dengan sendirinya kegiatan perbankan akan tumbuh. Dan juga bisa dongkrak pertumbuhan ekonomi untuk keluar dari jebakan 5 persen,” tukas Perry.
Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs