Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu (kanan) melepas topinya usai dilantik sebagai Wakil Walikota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (17/2). Meskipun telah menjadi pejabat publik namun Pasha mengaku tidak akan melepas posisinya sebagai vokalis di Band Ungu. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Yuswandi A Temenggung menilai marahnya Wakil Walikota Palu, Sigit Purnomo Said (Pasha) terhadap sejumlah pegawainya sebagai hal yang wajar. Apa yang dilakukan Pasha ‘Ungu’ bagian dari permasalahan kepemimpinan.

Pasha ‘Ungu’ yang baru dilantik menjadi Wakil Wali Kota Palu pada Kamis (18/2) kemarin, marah terhadap sejumlah pegawai dilingkungan Pemkot Palu. Kejadian bermula saat Pasha memimpin upacara di Balai Kota Palu.

“Ini hanya persoalan kepemimpinan, mungkin tidak hanya Pasha, yang lain juga mungkin ada yang begitu,” terang Yuswandi di Jakarta, Jumat (19/2).

“Saya kira kita memberikan pengertian bahwa ada yang namanya psikologi birokrasi dan kepala daerah itu sendiri yang menentukan bagaimana cara untuk mencapai kesuksesan kepemimpinannya,” jelas Yuswandi.

Menurutnya, kepala daerah, termasuk Pasha, memiliki kewenangan dalam menentukan cara menerapkan disiplin terhadap pegawainya. Dengan penekanan, kepemimpinan kepala daerah itulah yang menentukan keberhasilan daerah yang dipimpinnya.

“Mungkin ada yang cukup dengan kedipan mata atau postur tubuh saja, tapi ada juga yang harus diteriaki,” kata dia.

“Saya sendiri juga ada yang harus saya teriaki, ada yang dengan saya melemparkan berkasnya ke meja. Tapi pada intinya bagaimana agar suksesnya pekerjaan,” lanjutnya.

Artikel ini ditulis oleh: