Ilustrasi Vaksin Non Halal

Jakarta, Aktual.com – Anggota Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengemukakan wacana kriteria vaksin lengkap tiga dosis perlu mempertimbangkan kemampuan logistik vaksin di Tanah Air.

“Kalau logistik pemerintah memungkinkan boleh saja. Tapi sebaiknya, fokus ke capaian suntikan dosis ketiga dulu yang saat ini masih rendah,” kata Erlina Burhan yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon di Jakarta, Sabtu (11/6).

Dilansir dari laman Dashboard Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI hari ini, capaian dosis ketiga mencapai 47.535.860 orang atau setara 22,72 persen dari total masyarakat sasaran 208 juta jiwa lebih.

Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 mencapai 168.030.935 orang atau setara 80,68 persen. Dosis pertama berjumlah 200.818.541 orang atau setara 96,42 persen.

Erlina yang kini berprofesi sebagai dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta Timur itu mengatakan kriteria vaksin lengkap tiga dosis memungkinkan untuk diterapkan mengingat penurunan antibodi masyarakat terhadap SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 belum bisa diprediksi.

“Meskipun vaksinasi berulang kali, namun bila abai pada protokol kesehatan (prokes) maka kemungkinan tertular tetap ada,” katanya.

Usulan terkait kriteria vaksin lengkap tiga dosis sebelumnya dikemukakan sejumlah pakar epidemiologi di Indonesia, di antaranya Epidemiolog FKUI Pandu Riono dan Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia.

Alasan dari masukan tersebut dilatarbelakangi imunitas masyarakat yang perlu terus dipertahankan melalui pemberian vaksin booster atau dosis penguat.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohamad Syahril dalam konferensi pers virtual, Jumat (10/6), mengatakan usulan tersebut sedang dalam pertimbangan Kementerian Kesehatan.

“Untuk vaksinasi keempat sedang didiskusikan. Ada usulan epidemiolog agar vaksin booster jadi lengkap (dosis 1, 2, 3) dan ini masih dipertimbangkan,” katanya.

Bila usulan tersebut direstui oleh Kemenkes, kata Syahril maka definisi vaksin booster di Indonesia adalah dosis keempat.

Hal yang sama disampaikan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi dalam agenda Kick Off Integrasi Layanan Primer di Gedung Kemenkes RI, Jumat (10/6).

“Soal itu (dosis lengkap) nanti akan kami rapatkan Senin (13/6) mendatang. Baru segitu progresnya,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: As'ad Syamsul Abidin