A Syrian refugee child who fled the violence from the Syrian town of Flita, near Yabroud, poses for a photograph at the border town of Arsal, in the eastern Bekaa Valley March 20, 2014. Tensions have been especially high in and around Arsal after Syrian forces and the Lebanese Shi'ite militant group Hezbollah recaptured the Syrian border town of Yabroud from rebels on Sunday, sending a stream of refugees and fighters across the border. Lebanon's border area has been steadily sucked into Syria's three-year-old conflict as President Bashar al-Assad's forces attack nearby rebel bases and suspected Syrian rebels fire rockets at Shi'ite towns to punish Hezbollah for sending fighters to support Assad. REUTERS/Hassan Abdallah (LEBANON - Tags: POLITICS CIVIL UNREST) - RTR3HY4X

New York, Aktual.com — PBB mendesak semua pihak di Suriah agar mematuhi gencatan senjata di Aleppo, Kota Utama di Suriah Utara yang telah menyaksikan peningkatan pertempuran sengit.

Dalam satu pertemuan Dewan Keamanan mengenai kondisi di Aleppo, Wakil Sekretaris Jenderal PBB bagi Urusan Politik Jeffrey Feltman menyatakan Amerika Serikat dan Rusia telah sepakat untuk memperluas gencatan senjata di seluruh negeri tersebut ke Aleppo.

“Kami mendesak semua pihak agar mematuhi ini segera dan secara menyeluruh,” kata
Feltman, sebagaimana dikutip Xinhua, Kamis (5/5) pagi.

Pada Rabu, militer Suriah mengkonfirmasi bahwa gencatan senjata 48-jam direncanakan dimulai di Aleppo mulain Kamis. Gencatan senjata itu dicapai setelah kota tersebut menyaksikan lebih dari 10 hari kerusuhan yang menewaskan tak kurang dari 120 orang dan melukai ratusan orang lagi.

Sedikitnya 28 orang tewas dan puluhan orang lagi cedera pada Selasa (3/5), dalam serangan baru roket oleh gerilyawan terhadap daerah yang dikuasai pemerintah di Kota Aleppo, di tengah pernyataan Rusia mengenai kemungkinan gencatan senjata di kota tersebut.

Pemboman itu secara membabi-buta menghantam wilayah yang dikuasai pemerintah di Aleppo, sebelum Front An-Nusra –yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida– dan kelompok lain gerilyawan mengikuti pemboman tersebut dengan serangan besar terhadap Aleppo Barat dari arah yang berbeda.

Komando Umum Angkatan Darat Suriah menyatakan pasukan militer menghadapi serangan itu, dan merenggut banyak korban di kalangan penyerang.

“Angkatan Darat Suriah saat ini menghadapi serangan tersebut dan sumber tembakan, sehingga merenggut banyak korban di kalangan kelompok teror,” kata militer di dalam satu pernyataan.

Pemboman pada Selasa juga ditujukan ke satu rumah sakit di Kabupaten Al-Muhafaza, menewaskan tiga perempuan dan melukai beberapa orang lagi, termasuk anak kecil.

Stasiun televisi nasional Suriah menayangkan gambar rumah sakit yang menjadi sasaran serangan itu, kerusakan dan darah yang berceceran di lantai.

“Tingkat kerusuhan saat ini di Aleppo dengan cara sangat negatif berdampak pada kemampuan semua pihak di Suriah untuk terlibat dalam perundingan,” kata Feltman. Ia menyatakan satu-satunya jalan bagi perdamaian di Suriah ialah melalui penyelesaian politik.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB bagi Urusan Kemanusiaan Stephen O’Brien memberi penjelasan kepada Dewan 15-anggota tersebut bahwa sebanyak 300.000 orang di Aleppo Timur hidup dalam ketakutan terus-menerus mengenai serangan udara.

“Sebanyak 1,3 juta orang yang hidup di bagian barat Kota Aleppo berdesak-desakkan di lantai bawah. Mereka mencari tempat perlindungan dari serangan bom dan mortir, yang terus menghantam bagian rumah mereka yang tersisa,” katanya.

Pertempuran sengit antara pasukan Pemerintah Suriah dan oposisi berkecamuk selama beberapa hari belakangan di Aleppo, meskipun upaya diplomat terus dilancarkan guna memulihkan kesepakatan gencatan senjata yang dicapai pada Februari.

Pemerintah Suriah telah menuduh gerilyawan di Aleppo melanggar gencatan senjata, sedangkan oposisi menuduh pesawat tempur Suriah menyerang daerah yang dikuasai gerilyawan dibagian timur kota itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid