Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (ANTARA/Anadolu)

Washington, Aktual.com – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Sabtu (5/10) menyerukan perdamaian menjelang peringatan satu tahun perang di Gaza, yaitu pada 7 Oktober.

“Tanggal 7 Oktober menjadi hari untuk fokus pada peristiwa tragis hari itu. Saya menyampaikan solidaritas saya kepada semua korban dan orang-orang terkasih mereka,” ujar Guterres dalam pesan video.

Guterres mencatat bahwa, sejak 7 Oktober, gelombang kekerasan dan pertumpahan darah yang mengejutkan telah meletus.

“Perang yang diikuti serangan mengerikan setahun lalu telah menghancurkan kehidupan dan menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi rakyat Palestina di Gaza, dan sekarang bagi rakyat Lebanon,” ujarnya.

“Saatnya untuk membebaskan para sandera. Saatnya menghentikan konflik bersenjata. Saatnya menghentikan penderitaan yang telah melanda wilayah ini. Saatnya untuk perdamaian, hukum internasional, dan keadilan.”

Dia juga menyerukan solusi yang langgeng untuk konflik tersebut, agar Israel, Palestina, dan semua negara di wilayah tersebut dapat hidup dalam damai, martabat, dan saling menghormati.

Meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel tetap melanjutkan serangan tanpa henti di Gaza setelah Hamas menyerbu Israel pada Oktober 2023.

Dalam setahun terakhir, lebih dari 41.800 korban kehilangan nyawa — sebagian besar adalah wanita dan anak-anak — dan hampir 97.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel juga telah membuat hampir seluruh populasi wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang berkelanjutan hingga menyebabkan krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Di Mahkamah Internasional, Israel menghadapi kasus genosida atas tindakannya di Gaza.

Guterres pada Sabtu juga menggambarkan serangan yang dilakukan oleh kelompok perjuangan Palestina, Hamas, pada Oktober tahun lalu telah “melukai jiwa,”.

Sekjen menyatakan dirinya mengenang semua orang yang kehilangan nyawa dan mengalami “kekerasan tak terkatakan.”

“Hari ini adalah momen bagi masyarakat sedunia untuk bersuara keras mengecam tindakan Hamas, termasuk penyanderaan,” katanya, menambahkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan