Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik (tengah) saat menggelar jumpa persnya di ruang fraksi DPRD DKI Jakarta Partai Gerindra terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK salah satu kader Partai Gerindra yang juga Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M. Sanusi, Jalan. KebOn Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2016). Dalam jumpa persnya Mohamad Taufik menegaskan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengintruksikan agar tidak membela kader yang melakukan tindak pidana korupsi.

Jakarta, Aktual.com – Ketua DPD Gerindra DKI M. Taufik mengaku tidak khawatir jika Koalisi Kekeluargaan ditinggal PDI-Perjuangan sebagai motor penggerak.

Klaim Wakil Ketua DPRD DKI itu, kalaupun PDI-P benar-benar meninggalkan koalisi, masih ada enam parpol lain yang tetap solid, sehingga tidak mudah ‘gembos’. Yakni Gerindra, PPP, Demokrat, PAN, PKS dan PKB.

Menurut dia, posisi PDI-P justru rawan jika berbalik bergabung ke ‘koalisi’ tiga parpol pendukung bakal calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yakni Golkar, Hanura dan Nasdem.

Sebab jika merapat ke koalisi tiga parpol itu, PDI-P tidak bisa mengajukan kader terbaiknya untuk menjadi calon gubernur sendiri. Karena tiga parpol itu sudah sejak awal mengusung Ahok sebagai calon petahana.

“Ini nih tingkat kerawanannya (kalau PDI-P dukung Ahok). Kalau di kami (Koalisi Kekeluargaan) PDI-P terserah dia mau gubernurnya siapa, wagub-nya udah ada kan,” ujar dia, di DPRD DKI, Jumat (12/8).

Sementara jika PDI-P mau mendapatkan kursi wagub, tentunya harus bergulat dulu dengan tiga parpol lain itu yang tentunya juga menyodorkan cawagubnya masing-masing.

Alhasil, menurut Taufik, kemungkinan PDI-P berbalik mendukung Ahok alah bakal jadi kerugian buat partai besutan Megawati Soekarnoputri. “Kalau di kami (Koalisi Kekeluargaan) kan posisi gubernur kita serahkan ke PDI-Perjuangan,” kata dia. (Fadlan S Butho)

Artikel ini ditulis oleh: