Suasana museum Bursa Efek Indoneaia (BEI) di Jakarta, Kamis (26/4). Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini. IHSG turun 2,81% ke 5.909. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pelemahan Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/9), ketika perdagangan dibuka pagi, dipicu oleh sentimen negatif dari global dan domestik.

IHSG dibuka melemah 36,52 poin atau 0,62 persen menjadi 5.868,77. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 9,07 poin atau 0,97 persen menjadi 922,58.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah, mengatakan bahwa akumulasi sentimen negatif mengenai nilai tukar rupiah yang masih rawan terkoreksi terhadap dolar AS serta ketidakpasatian sentimen perang dagang kembali memicu tekanan bagi IHSG.

“Rupiah yang hampir menyentuh angka psikologis Rp15.000 per dolar AS, menjadi salah satu pemicu kecemasan investor di pasar saham,” katanya di Jakarta, Rabu.

Di sisi lain, lanjut dia, perang dagang Amerika Serikat dikhawatirkan meluas tidak hanya dengan China, tetapi juga Kanada dan Uni Eropa.

Ia mengharapkan berbagai upaya pemerintah dalam menjaga fluktuasi rupiah salah satunya dengan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dalam rangka mengatur impor barang konsumsi, dapat membuat pergerakan mata uang lebih stabil sehingga menahan tekanan IHSG lebih dalam.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 64,29 poin (0,28 persen) ke 22.632,60, indeks Hang Seng melemah 276,77 poin (0,99 persen) ke 27.696,56, dan indeks Strait Times melemah 6,30 poin (0,20 persen) ke posisi 3.204,21.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: