Surakarta, Aktual.com – Rencana pembangunan rel layang elevated rail yang melintasi simpang Joglo, Solo, diprediksi membutuhkan pembebasan lahan maupun hunian warga di sejumlah kelurahan. Pemkot Surakarta terus memetakan lahan-lahan yang terdampak proyek pembangunan elevated rail yang melintasi simpang Joglo.
Kabag Pemerintahan Umum Setda Surakarta Hendro Pramono mengaku, masih perlu mematangkan penghitungan terkait lahan dan bangunan terdampak pembangunan rel layang. Berdasarkan data sementara, lokasi lahan dan bangunan terdampak berada di wilayah Kelurahan Joglo, Banjarsari, Gilingan dan Nusukan. “Lokasinya ada di sepanjang rel dari dan menuju Stasiun Balapan,” kata Hendro Pramono saat dikonfirmasi, Kamis (4/3).
Berdasarkan pemetaan sementara yang dibuat Pemkot, di lokasi-lokasi tersebut terdapat bangunan yang sebagian diantaranya merupakan milik warga. Hendro mencontohkan bahwa bangunan yang bisa saja terdampak proyek di Joglo sebanyak 66 petak, di Banjarsari sebanyak empat bangunan dan di Gilingan terdapat satu bangunan.
“Totalnya 296 bangunan dan masih ditambah 40-an bangunan yang ada di kawasan pasar di Banjarsari,” urainya.
Sebagian besar hunian dan lahan terdampak itu berada di tanah PT Kereta Api Indonesia (KAI). Namun sebagian lainnya berstatus hak milik (HM) dan dibutuhkan pembebasan. “Lahan warga hanya sebagian,” ujar Hendro.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Hari Prihatno, usai rapat koordinasi pembangunan rel layang di Balai Kota menyampaikan, dalam rapat dibahas sekitar 15.000 meter persegi lahan yang akan dibebaskan.
Selain membahas proyeksi lahan terdampak, imbuh Hari, rapat lintas sektoral itu juga mengulas sejumlah persoalan yang bisa timbul selama pembangunan rel layang. “Mulai kebutuhan manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) dan penataan drainase,” jelas Hari Prihatno.(RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i