Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa pemerintah mendukung industri perfilman untuk bangkit dan meminta pelaku industri tersebut menggencarkan kampanye menonton di bioskop secara aman.

“Pemerintah pasti mendukung penuh upaya kampanye nonton di bioskop yang aman, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Saya berharap bioskop-bioskop bisa lebih gencar menggaungkan bahwa nonton di bioskop akan tetap aman dengan memperhatikan protokol kesehatan. Kalau stigma itu bisa sampai ke publik, mereka akan kembali berani nonton di bioskop. Penuhi persyaratan itu, nanti akan kami dorong,” katanya saat menerima audiensi insan perfilman di Jakarta, Sabtu (20/3).

Menko Airlangga menyampaikan bahwa dirinya juga telah menerima usulan dari pelaku industri perfilman yang sebelumnya telah disampaikan kepada Presiden Jokowi.

“Bapak Presiden secara langsung telah memberi arahan kepada saya, khusus untuk industri perfilman, pekerja film dan pekerja budaya. Maka dari itu kehadiran ini sangat penting. Saya juga sudah menerima usulan-usulan yang telah disampaikan teman-teman kepada Bapak Presiden,” kata Menko Airlangga.

Para insan perfilman menyampaikan bahwa 90 persen pemasukan industri perfilman berasal dari bioskop yang merupakan hilir dari industri ini dan pemutaran film melalui digital platform atau streaming belum bisa memenuhi kebutuhan produksi film.

Selain itu, ramainya bioskop memiliki efek sampai kepada pekerja film sehingga kampanye menonton film di bioskop perlu digaungkan. Para pelaku industri perfilman juga menyampaikan usulan stimulus pengalokasian dana pemulihan ekonomi nasional demi mendukung industri perfilman Indonesia.

Menanggapi masukan dari para pelaku industri perfilman, Menko mengakui bahwa antusiasme masyarakat untuk kembali menonton di bioskop memang belum pulih seperti dulu kendati pemerintah telah mengizinkan bioskop untuk dibuka kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Saya telah membaca usulan-usulan yang disampaikan terkait alokasi dana pemulihan ekonomi nasional untuk sektor perfilman. Dari audiensi ini saya berharap bisa mendapatkan data-data yang konkret dan akuntabel sehingga bisa mendukung pemerintah dalam mengambil keputusan, khususnya kebijakan mendukung pemulihan di sektor perfilman,” tambahnya.

Audiensi tersebut ditutup dengan kesepakatan bahwa pelaku industri perfilman akan membuat lebih rinci lagi terkait ide-ide yang telah disampaikan dan akan disusun oleh working group serta riset-riset sebagaimana yang diminta oleh pemerintah.

Audiensi tersebut dihadiri oleh Triawan Munaf, Mira Lesmana, Dian Sastro, Wicky Olindo, Joko Anwar, Dewinta Hutagaol, Sunil Samtani, Chand Parwez dan Angga Dwimas Sasongko serta beberapa asosiasi yang terkait dengan industri perfilman yang hadir secara daring.

Data dari pelaku industri perfilman menyebutkan bahwa pada 2016 terdapat 2.418 jumlah usaha yang bergerak di sub-sektor film, animasi dan video dengan jumlah tenaga kerja pada tahun 2019 diproyeksikan lebih dari 50.000 orang.

Kemudian, sejak industri film diangkat dari Daftar Negatif Investasi (DNI) di tahun 2016, industri film Indonesia mengalami peningkatan 20 persen dari segi investasi, sehingga pada akhirnya industri film tanah air mampu tumbuh dan masuk dalam 10 industri film terbesar di dunia yang merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah industri perfilman Indonesia.(Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

Warto'i