Khusus untuk Indonesia, Trump akan mengevaluasi sebanyak 124 produk asal dalam negeri, termasuk tekstil, plywood, kapas, serta beberapa hasil perikanan seperti udang dan kepiting.
“Mereka memiliki batasan nilai ekspor, jika melebihi nilai yang sudah ditentukan maka Amerika menganggap produk tersebut sudah kompetitif dan tidak perlu diberikan fasilitas lagi. Kita harus tetap merawat pasar ekspor utama, tapi juga mencari pasar lain,” kata Arlinda.
Kunjungan delegasi Indonesia ke Amerika Serikat tersebut merupakan langkah antisipatif atas dinamika perdagangan internasional. Saat ini, banyak kebijakan proteksionisme hingga kenaikan tarif bea masuk. Selain itu juga untuk memperkuat kemitraan bilateral kedua negara.
Indonesia diagendakan memenuhi undangan Duta Besar United States Trade Representatives (USTR) untuk membahas review negara tersebut terhadap negara-negara penerima Generalized System Preferences (GSP), dan akan bertemu dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat.
Berdasar catatan Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia dan AS pada 2017 tercatat sebesar 25,91 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia mencapai 17,79 miliar dolar AS dan impor sebesar 8,12 miliar dolar AS. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia terhadap AS surplus 9,67 miliar dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid