Jakarta, Aktual.com – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) mulai menerapkan teknologi insinerator untuk mengatasi volume sampah yang terus meningkat di wilayah tersebut. Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi penumpukan sampah sekaligus menghasilkan energi listrik.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, mengatakan bahwa pengelolaan sampah di kotanya menghadapi tantangan berat akibat kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) yang telah mencapai batas maksimum.
“Kapasitas TPA yang sudah overkapasitas menjadi salah satu alasan kami memilih teknologi insinerator,” ujarnya di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Selain penggunaan teknologi, Pemkot Tangsel juga meminta peran lebih besar dari masyarakat dalam memilah sampah dari rumah. Benyamin menyebut sampah yang masih memiliki nilai guna, seperti barang bekas, dapat dijual atau disumbangkan untuk menambah manfaat.
Untuk mendukung upaya tersebut, Pemkot Tangsel menambah 27 unit truk pengangkut sampah. Armada baru ini diharapkan memperlancar proses pengangkutan dari pemukiman ke fasilitas pengelolaan sampah. “Kami ingin rantai pengelolaan sampah berjalan lebih efisien,” kata Benyamin.
Implementasi teknologi insinerator juga diharapkan memberi dampak ekonomi sekaligus mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. “Semua pihak harus terlibat agar solusi ini berjalan maksimal,” tegasnya.
Di tingkat pusat, pemerintah mendorong percepatan pengelolaan sampah melalui Perpres 109/2025. Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara KLHK, Edward Nixon Pakpahan, mengatakan bahwa regulasi tersebut memberikan instrumen yang lebih jelas bagi pembangunan fasilitas pengolahan sampah berbasis energi.
Menurut Edward, Perpres ini memperjelas kerangka investasi dan mekanisme pengelolaan sampah yang sebelumnya belum terdefinisi secara rinci. “Perpres 109 akan memperjelas hal-hal yang sebelumnya kurang jelas terkait investasi dan pengelolaan sampah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan implementasi kebijakan ini bergantung pada konsistensi dan komitmen seluruh pihak. Beberapa perusahaan asing, termasuk dari China dan Jepang, telah menyatakan minat berinvestasi dalam fasilitas WtE. Meski demikian, Edward menegaskan bahwa prioritas utama adalah manfaat jangka panjang bagi lingkungan.
(Nur Aida Nasution)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka Permadhi

















