Karena itu, menurut Bawono, wajar jika dukungan kepada Jokowi terus mengalir mulai dari kalangan professional, almunus kampus-kampus ternama, ormas, hingga komunitas warga negara Indonesia di luar negeri.
Dalam hal basis dukungan, kata dia, Jokowi-Ma’ruf juga didukung kelompok-kelompok yang lebih plural atau majemuk. Berbeda dengan kubu penantang yang semakin terkesan ekslusif.
“Pasangan Prabowo-Sandi seperti hendak menegaskan diri sebagai pemimpin bagi satu kelompok saja,” tegasnya. Padahal, menurut Bawono, kesan eksklusivitas dukungan yang sangat terlihat di kubu 02 bisa menjadi boomerang di tengah tuduhan politik identitas yang sering disematkan kepada Prabowo-Sandi.
Lantas bagaimana dengan survei Puskaptis yang justru memenangkan pasangan Prabowo-Sandi 47 persen dan Jokowi-Ma’ruf 45 persen? Menurut Bawono, masyarakat sendiri yang akan menilai dengan melihat kredibilitas rekam jejak Dari lembaga yang jajak pendapat.
“Kredibelitas lembaga survei ini sudah diketahui public, bahwa tahun 2014 lalu pernah terbukti melakukan quick count dengan hasil berkebalikan dari hasil real count KPU. Jadi penting juga mengetahui kredibilitas lembaga survei karena survei ini adalah persoalan ilmiah dan akademis sehingga kredibilitas sumber harus tidak boleh ada keraguan,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: