Medan, Aktual.com – Meski tiap tahun cenderung membaik, namun kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) maupun BPR syariah (BPRS) di Indonesia secara menyeluruh masih kurang bagus.

Disampaikan pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo, kurang bagusnya kinerja BPR antara lain disebabkan oleh pengelolaan manajemen yang kurang baik. Ditambah lagi BPR/BPRS masih berorientasi untuk beroperasi di sekitar kota.

Dari pengamatannya, pengelolaan BPR/BPRS juga masih cenderung dikelola seperti usaha keluarga. Sehingga analisis kredit yang dibuat kurang berjalan baik dan benar.

Karena cenderung beroperasi di sekitar kota, membuat BPR/BPRS kalah bersaing dengan bank umum lainnya yang sudah terus mengembangkan kantor hingga ke pedesaan.

Menurut dia, dukungan dan pengawasan ke BPR/BPRS harus ditingkatkan. “Untuk memajukan kelompok usaha bank itu,” ujar dosen Fakultas Ekonomi USU itu, Jumat (25/9).

Sebelumnya diberitakan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Difi A Johansyah mengatakan kredit bermasalah di BPR Sumut lebih tinggi ketimbang bank lain. NPL netto di perbankan non BPR Sumut, katanya posisi Juli 2015 masih 2,47 persen.

Penyebabnya, kata dia, akibat krisis global yang antara lain berdampak pada kurang lancarnya nasabah membayar kredit.

Artikel ini ditulis oleh: