Dari kiri ke kanan, Moderator Frisca Clarisa, Tokoh Muda NU Zuhairi Misrawi, Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi  Chaniago, Wasekjen DPP PPP Achmad Baidowi, Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing dan Direktur LSIN Yasin Mohammad saat menjadi pembicara dalam Diskusi Dialektika di Kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (11/2/18). Diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Survei Independen Nusantara ini mengambil tema " Berebut Cawapres Jokowi : Peluang Koalisi Nasionalis-Santri". AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Jakarta Emrus Sihombing berharap menteri kabinet sebagai pembantu presiden yang akan diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah pelantikan sungguh-sungguh bekerja untuk bangsa dan negara dan hanya loyal pada presiden.

“Menteri kabinet adalah pembantu presiden untuk menjalankan pemerintahan pada bidangnya masing-masing dengan memimpin kementerian,” katanya, Ahad (20/10).

Menurut Emrus Sihombing, menteri kabinet harus loyal pada satu “tuan” yakni presiden, sehingga dapat fokus pada tugas-tugasnya yakni menjalankan program pemerintahan yang telah dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM).

“Kalau menteri kabinet memiliki lebih dari satu ‘tuan’, maka dia tidak loyal kepada presiden, sehingga dikhawatirkan tidak sungguh-sungguh menjalankan tugas-tugasnya,” katanya pula.

Karena itu, Emrus berharap menteri kabinet yang akan diumumkan Presiden Jokowi setelah pelantikan presiden dan wakil presiden adalah figur profesional.

Doktor komunikasi politik dari Universitas Padjajaran Bandung ini menegaskan, saat ini sudah banyak figur profesional di partai politik, sehingga menteri yang diusulkan dari partai politik adalah figur profesional partai serta menteri yang dipilih dari profesional dan praktisi adalah figur profesional murni.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Abdul Hamid