Untuk itu, ia menginginkan agar berbagai pihak benar-benar dapat memikirkan penerapan TOD yang pas untuk bisa menyelaraskan konsep tersebut dengan MRT Jakarta.
Sebelumnya, pengamat transportasi Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno menyatakan, penerapan konsep “transit oriented development” (TOD) yang dilakukan di sejumlah titik di Jabodetabek masih salah kaprah dan kurang sesuai.
“Konsepsi TOD diaplikasikan berbeda dengan konsep yang sebenarnya,” kata Djoko Setijowarno kepada Antara Jakarta, Selasa.
Djoko memaparkan, TOD yang sebenarnya adalah konsep pengembangan suatu wilayah yang berorientasi transit transportasi yang lebih mengedepankan perpindahan antarmoda transportasi dengan berjalan kaki atau upaya yang tidak menggunakan kendaraan bermotor.
Namun di Indonesia, menurut dia, konsep TOD lebih diterjemahkan dalam membangun apartemen dan gedung bisnis di stasiun kereta. “Kendali TOD di pemerintah atau pemda bukan pebisnis,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: