Aktivitas proyek reklamasi di teluk Jakarta, Kamis (14/4). Dalam rapat kerja yang berlangsung Rabu (13/4), Komisi IV DPR dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sepakat agar proyek reklamasi Teluk Jakarta dihentikan. ANTARA FOTO/Agus Suparto/pras/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – Pengamat Lingkungan M. Karim, menyatakan jika keberlangsungan proyek reklamasi Teluk Jakarta akan mengancam ketersediaan air bersih di Teluk Jakarta.

“Secara hidro-oseanografi, reklamasi akan mengancam ketersediaan sumber air bersih bagi penduduk Jakarta,” ungkap dia saat berdiskusi di Markas Himpunan Mahasiswa Indonesi (HMI), Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (22/4).

Hal itu dikarenakan, reklamasi akan menghancurkan habitat mangrove yang sejatinya menahan abrasi. Dengan terjadinya abrasi, kata Karim, maka akan mengakibatkan intrusi air laut di daratan. Sehingga hal itu akan mempengaruhi kualitas air tanah yang di daratan.

“Sekarang saja Marunda sudah sulit memperoleh air bersih,” tambah dia.

Selain mengancam ketersediaan air bersih, Karim yang juga seorang akademisi di Universitas Trilogi menambahkan, keberadaan reklamasi di pesisir Jakarta akan mengorbankan wilayah-wilayah di sekitarnya yang akan menerima pencemaran yang ditimbulkan dari aktivitas pulau reklamasi.

“Reklamasi akan meningkatkan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas seperti hunian, perkantoran, perdagangan dan transportasi yang pasti meningkat di atas pulau reklamasi,” ucap dia yang menjabat Direktur Eksekutif di Center For Ocean Development and Maritime Civilization Studies itu.

“Apalagi tidak didukung oleh pengolahan limbah seperti Instansi pengolahan limbah,” tambah dia.

Sebab pencemaran tersebut, lanjut Karim, wilayah di sekitar reklamasi akan semakin terbelakang yang akan semakin memperparah kesenjangan ekonomi masyarakat.

“Kesenjangan ini terjadi karena nelayan di wilayah pesisir akan tergusur dan kehilangan mata pencahariannya,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh: