Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Kristomei Sianturi.

Jakarta, Aktual.com – TNI Angkatan Darat (AD) menegaskan akan menindak tegas terhadap prajurit TNI yang terlibat dalam insiden penganiayaan terhadap pengiring jenazah saat terjadi bentrokan di Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Kristomei Sianturi menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melakukan penindakan sesuai hukum kepada anggota yang melanggar aturan.

“Sudah menjadi komitmen TNI AD untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku, siapapun oknum anggota yang terbukti bersalah tentu akan diambil langkah dan tindakan tegas sesuai aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku,” kata Kristomei pada Sabtu (6/1).

Meskipun demikian, Kristomei belum memberikan informasi apakah ada prajurit TNI yang telah ditangkap atau diperiksa terkait kasus penganiayaan tersebut.

“Kita tunggu perkembangan selanjutnya,” katanya.

Diketahui Prajurit TNI terlibat bentrok dengan warga yang merupakan pengiring jenazah di depan Kantor Kodam XIII/Merdeka, Jalan Teling Atas, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada Jumat (5/1/2024) sekira pukul 15.30 WITA.

Dalam video yang beredar, terlihat sejumlah prajurit TNI memukul hingga menendang pemotor setelah menggeber dan mengeluarkan suara yang keras saat keramaian terjadi.

Beberapa prajurit TNI lainnya terlihat mencoba melerai aksi bentrokan dengan pengiring jenazah.

Penganiayaan tersebut dipicu oleh kegaduhan yang timbul akibat iring-iringan jenazah, yang disebabkan oleh knalpot brong dan kemacetan.

Sebelum kejadian, pengiring jenazah berangkat dari rumah duka menuju Taman Pemakaman Umum (TPU) Teling Atas dengan mengawal ambulans pada pukul 14.00 WITA. Mereka telah diberi imbauan untuk tidak membuat kegaduhan selama perjalanan.

Namun, pada pukul 15.30 WITA, sebagian orang yang diduga mabuk tidak mengindahkan imbauan tersebut saat melewati pintu 2 Makodam. Rombongan pengiring jenazah membuat kebisingan dengan menggeber-geber gas sepeda motor knalpot brong sehingga warga setempat yang melihat kejadian itu merasa terganggu dan spontan turun ke jalan dan mengadang rombongan sehingga terlibat bentrok.

Anggota Kodam XIII/Merdeka yang keluar dari Makodam untuk melerai justru mendapat provokasi dari rombongan pengiring, memicu bentrokan antara anggota Kodam XIII, warga setempat, dan rombongan pengiring.

Situasi dapat dikendalikan oleh prajurit TNI lainnya, sehingga rombongan pengiring jenazah dapat melanjutkan perjalanan.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan