Pekerja menyelesaikan proyek Light Rail Transit (LRT) di jalan MT Haryono, Jakarta, Kamis (23/11/2017). Proyek LRT tahap I direncanakan selesai pada 2018. Mengenai pembiayaan, sejumlah bank BUMN ditugaskan mendanai pembiayaan proyek ini sebesar Rp 18 triliun. Saat ini progres pembangunan LRT Jabodebek tahap I sudah mencapai 30 persen saat ini. AKTUAL/ Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan penggelembungan dana pembangunan kereta api ringan atau LRT di Palembang adalah tidak benar, mengingat semua pengeluaran uang dikelola dan diaudit oleh konsultan independen.

“Kami sangat hati-hati dalam mengelola dana yang dipergunakan untuk membangun LRT. Semua diawasi pengeluaran dananya dan banyak konsultan yang terlibat di dalamnya,” kata Menhub Budi Karya kepada pers di Pos Pemantau Arus Mudik-Balik Lebaran 2018 Kementerian Perhubungan Jakarta, Sabtu (23/6).

Hal itu disampaikan Menhub menjawab pertanyaan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menuding ada penggelembungan anggaran LRT senilai jutaan dolar. Menurut dia, data itu diperoleh dari indeks harga LRT sedunia yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepadanya.

Prabowo mengkritik program LRT yang dinilai tidak jelas sasarannya. Proyek yang disebut bernilai Rp12,5 triliun itu memiliki panjang 24 kilometer. Dikatakan Budi Karya, semua dana yang dikeluarkan sudah sesuai dengan peruntukannya dan bisa dipertanggungjwabkan sehingga tidak ada dana yang sia-sia apalagi sampai digelembungkan.

“Sinyalemen adanya penggelembungan dana pembangunan LRT adalah tidak benar,” kata Menhub.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara