Dalam pameran Property Semarang Expo yang diadakan pada 13-24 September 2017 lalu, tercatat hanya 29 unit properti yang terjual. Padahal, pihak panitia menargetkan sedikitnya 70 unit properti dapat terjual dalam pameran ini.
Menurut Ali, keadaan ini tidak dapat terhindarkan dan menahan laju pertumbuhan penjualan properti di tanah air “Yang paling santer nanti 2019 itu kan di awal, di Juni-Juli. Semester II 2018 mungkin agak panas, tapi momennya semester II 2017 sampai semester I 2018,” paparnya.
Berdasar survei Bank Indonesia pada Agustus 2017, penjualan properti residensial hanya tumbuh sebesar 3,17 persen pada kuartal II 2017. Hasil ini terbilang merosot jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 4,16 persen.
Namun demikian, Ali mengaku optimis jika kondisi properti akan kembali membaik usai pelaksanaan Pemilu 2019. Menurutnya, Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 hanya menjadi siklus sementara yang menahan laju pertumbuhan properti di Indonesia.
“Kita masih optimis kok, di mana-mana launching proyek lumayan bagus, walaupun enggak sebagus 2010,” ucapnya seraya menutup.
Teuku Wildan A
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Wisnu