Pekerja melakukan pengecatan proyek perumahan di Jakarta, Senin (25/9). Penurunan suku bunga acuan atau 7-day reverse repo rate (DRRR) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,25% membawa pengaruh ke pasar modal. Beberapa sektor berpeluang terkena dampak positif dari kebijakan tersebut. Pada sektor properti, penurunan 7 DRR tersebut bisa menurunkan bunga KPR sehingga mendorong pertumbuhan kredit rumah. Ini sekaligus bisa mengerek sektor perbankan, yakni dengan tumbuhnya permintaan KPR dan juga kredit kendaraan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Penjualan properti di tanah air diperkirakan akan tetap lemah, setidaknya hingga dua tahun mendatang. Prediksi ini dikemukakan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda kepada Aktual, Selasa (26/9).

Menurut Ali, lemahnya pertumbuhan penjualan properti dikarenakan semua pihak tidak ingin gegabah menggelontorkan dananya di tengah panasnya kondisi politik dalam dua tahun mendatang.

“Kelas menengah atas kan sensitif sama isu-isu politik, keamanan dan segala macam, jadi mereka nunggu,” ucapnya ketika dihubungi.

Seperti yang diketahui, dalam dua tahun ke depan terdapat dua perhelatan pesta demokrasi di tanah air, yakni Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019. Dalam Pemilu 2019 sendiri, Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) untuk pertama kalinya akan diadakan secara bersamaan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah pengusaha properti di Jawa Tengah mengeluhkan tentang rendahnya penjualan mereka di wilayah tersebut, khususnya perumahan yang diperuntukkan untuk kelas menengah ke atas.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Wisnu