Jakarta, Aktual.com — Tarik menarik kepentingan semakin sengit dalam pengelolaan kekayaan alam Indonesia pada tambang gas Blok Masela. Perang urat saraf terjadi yang dilancarkan Inpex terhadap pemerintahan Jokowi.

Hal itu ditandai dengan keputusan Inpex melakukan downsizing atau pengurangan karyawannya di Indonesia sebanyak 60 persen.

Tindakan itu dilakukan Inpex sebagai bentuk respon terhadap sikap pemerintah yang tidak kunjung menyetujui POD Blok Masela yang telah diajukannya sejak September tahun lalu.

“SKK Migas mendapat informasi dari Inpex bahwa mereka melakukan downsizing personil di Indonesia, hal itu karena belum ada keputusan terhadap persetujuan POD Blok Masela,” jelas kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (16/3).

Lebih lanjut Amien menjelaskan, berdasarkan pengakuan Inpex kepadanya, jikapun POD tersebut mendapat persetujuan sekarang, maka Inpex tidak akan menyanggupi Final Investment Decision (FID) dilakukan 2018.

Jika POD dalam bentuk offshore disetujui dalam bulan ini, maka FID proyek investasi yang bernilai lebih dari USD14 miliar itu, akan mundur menjadi tahun 2020, jelas Amin.

Kemudian Amin mengatakan bahwa SKK Migas menyayangkan atas ketidakjelasan persetujuan POD yang mengabaikan datangnya investasi besar.

“SKK Migas menyayangkan bahwa dalam situasi ekonomi yang sedang menggalangkan Investasi, ternyata ada investasi besar di depan mata diabaikan, SKK migas juga menyayangkan bahwa dengan terpaksa rakyat Maluku tertunda menerima manfaat,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan