Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri melakukan penggeledahan di sebuah rumah yang digunakan sebagai tempat persembunyian para terduga teroris di Perumahan Greenhill, Ngijo, Karangploso, Malang, Jawa Timur, Sabtu (20/2). Sebelumnya di kawasan tersebut Densus 88 menangkap empat orang terduga teroris di tiga lokasi yang berbeda. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww/16.

Jakarta, Aktual.com — Mabes Polri membantah adanya ancaman tindakan terorisme, yang akan dilancarkan oleh teroris kepada Indonesia.

“Kami menjamin keamanan seluruh Indonesia menyusul adanya peringatan ancaman terorisme dari Australia,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto di Jakarta, Kamis (25/2).

Namun demikian, Polri tidak menganggap remeh semua ancaman, Agus mengatakan akan selalu menanggapi informasi teror sebagai masukan kewaspadaan.

Sebelumnya, Australia memperingatkan tentang kemungkinan serangan teror di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, dan mendesak wisatawan waspada setelah terjadi sejumlah penangkapan tersangka teroris.

“Teroris mungkin merencanakan serangan di dan sekitar Kuala Lumpur,” tertulis dari sumber Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia dalam peringatan terkini.

“Serangan bisa terjadi secara acak dan mungkin menyasar kepentingan Barat atau tempat yang sering dikunjungi orang Barat. Anda harus sangat waspada saat ini,” tulis pernyataan departemen Australia.

Imbauan itu, yang tidak menaikkan status ancaman secara keseluruhan untuk kunjungan ke Malaysia dari “latihan tindakan pencegahan normal”, menyatakan ada “ancaman terorisme berkelanjutan di Malaysia, termasuk di Kuala Lumpur dan kota besar lain”.

Pernyataan departemen Australia itu mencatat bahwa pemerintah Malaysia telah menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat dalam perencanaan serangan, termasuk terhadap tempat-tempat hiburan di Kuala Lumpur.

Polisi Malaysia mengatakan akhir bulan lalu mereka telah menangkap tujuh militan kelompok IS, yang diduga merencanakan kekerasan, termasuk satu orang yang diduga berhubungan dengan ekstrimis Indonesia, Bahrun Naim.

Naim adalah satu dari tiga orang Indonesia yang berjuang untuk IS di Suriah. Polisi Indonesia mengatakan Naim memainkan peran utama dalam memotivasi kelompok teroris untuk melancarkan serangan di Indonesia.

Malaysia melaksanakan ajaran Islam bergaya moderat dan belum pernah mengalami serangan teror yang berarti dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, kekhawatiran telah meningkat di negara multi-agama itu, di mana otoritas mengatakan sejumlah orang Malaysia telah pergi untuk bergabung dengan kelompok jihad IS di Suriah dan Irak.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu