Adakah kemuliaan yang lebih agung bagi seorang hamba selain namanya diingat atau disebut oleh hadirat-Nya?. Mengenai hal ini, seorang sufi Ibnu Faridh mengungkapkan dalam syairnya:
ذُكِرْتَ ثَمّ على ما فيكَ مِنْ عِوَجِ لكَ البِشارةُ فاخْلَعْ ما عليكَ فقد
Artinya: “Kabar gembira untukmu , sebab namamu telah disebut disana (di Hadirat Allah SWT), maka lepaskanlah setiap yang membebani pikiranmu dan bebaskanlah hatimu dari setiap prasangka buruk” [syair berjudul “ ma baina mu’tarik al ahdaq wa al muhaji “ karya penyair sufi zaman Abbasiyah Ibnu Al Faridh]
Kegembiraan dan ketenangan merupakan sesuatu yang dijanjikan kepada orang yang berdzikir kepada Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya:
الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّـهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّـهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya : “Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” [QS:Ar-Ra’du/13 ayat 28]
Firman-Nya:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ اذْكُرُوا۟ اللَّـهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya” [QS:Al Ahzab/33 ayat 41]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid