Jakarta, Aktual.co — Profesional pendidikan harus mencari paradigma baru, untuk mentranformasi pendidikan ke arah Indonesia 2030. Yakni, pendidikan yang mampu memproduksi lulusan berkualitas serta bisa memenuhi kebutuhan akan pekerja yang terdidik dan terampil.

Demikian dikatakan Prof. Aman Wirakartakusumah, Rektor Universitas Sampoerna, dalam sambutannya di pembukaan Konferensi Pendidik Nasional (National Educators Conference) 2015 di Jakarta, Jumat (29/5). Konferensi itu dijadwalkan berlangsung di kampus Universitas Sampoerna sampai Sabtu (30/5).

Paradigma baru yang dimaksud Aman adalah sebuah pedagogi baru bagi pembelajaran mendalam (deep learning), sebuah model baru kemitraan pembelajaran di antara dan di kalangan para siswa dan para guru.

Model baru ini diarahkan ke tujuan-tujuan pembelajaran mendalam, yang dimungkinkan dengan akses digital yang meluas. Tujuan pembelajaran mendalam itu berfokus pada enam hal: karakter, komunikasi, kreativitas, pemikiran kritis dan pemecahan masalah, kolaborasi, dan kewargaan (citizenship).

Dalam sambutannya, Aman mengutip prediksi McKinsey Global Institute 2012 yang memprediksikan Indonesia akan menjadi ekonomi nomor-7 terbesar di dunia, dari posisinya sebagai nomor-16 terbesar saat ini. Ini didukung temuan Bank Pembangunan Asia (ADB), bahwa ada tujuh negara yang akan jadi pemimpin Abad Asia. Negara-negara itu adalah: China, India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Thailand dan Malaysia.

“Untuk mencapai hal itu, Indonesia harus memberi perhatian khusus pada kualitas pendidikan. Berdasarkan Laporan OECD 2015, Indonesia berada di urutan ke-69 dari 76 negara. Indonesia harus meningkatkan kualitas lulusan untuk memenuhi kebutuhan yang besar atas pekerja terdidik dan terampil,” kata Aman.

Artikel ini ditulis oleh: