# Dimensi Politik
Entah sampai kapan kiranya Indonesia mampu berbenah diri dan belajar dari pengalaman yang telah dilalui, pasalnya kegaduhan serupa pernah terjadi pada tahun 2011. Kala itu Hatta Rajasa menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dan pihak berselisih antra politisi Partai Golkar, Fadel Muhammad menjabat sebagai Menteri KKP dengan Menteri Perdagangan Mari Pangestu.
Kali ini apakah ada dimensi politik atau tidak, yang berperan penting mengatur kuota impor sebanyak 3,7 juta ton adalah Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan yang nota bene senior Partai Golkar, sedangkan Menteri Perindustrian sendiri, Airlangga Hartanto merupakan Ketua Umum Partai Golkar.
Apapun itu, Ekonom senior, Faisal Basri merasa prihatin dengan kondisi ekonomi nasional yang kian tergerus menghadapi persaingan global, utamanya persaingan dengan negara kawasan. Dia menilai mundurnya sektor perdagangan nasional tidak terlepas dari kegagalan sektor industri hulu petro kimia.
“Gara-gara memble hulu petrokimia, tekstil kita kian hari kian turun indeks produksinya. Yang dimarahin oleh pak Jokowi yaitu Mendag. Harunya yang dimarahin Menteri Perindustrian. Tapi Menperin Ketua Umum Partai Golkar, butuh dana buat pemilu. Dia mainkan impor garam, yang disalahin bu Susi. Impor garam kita nggak pernah lebih dari 2,5 juta ton. Tapi tahun ini Kementerian Perindustian minta 3,7 juta ton,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa partai politk yang telah menyatakan diri mengusung Jokowi pada Pemilihan Presiden 2019 diantranya terdapat partai Golkar dan Nasdem.
Penulis: Ismed Eka dan Dadangsah
Artikel ini ditulis oleh:
Eka