Jakarta, Aktual.com — Dalam acara buka puasa bersama di Gedung Putih beberapa waktu yang lalu, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama duduk satu meja dengan dua aktivis Muslim yaitu, Samantha Elauf yang memperjuangkan hak mengenakan hijab sampai ke tingkat Mahkamah Agung, dan Wai Wai Nu seorang aktivis Muslim Rohingya yang datang khusus dari Myanmar.

Di tempat yang sama, Obama juga memuji sekaligus memberikan apresiasi kepada Samantha Elauf, Muslimah yang teguh mempertahankan hijab saat bekerja.

“Ia memutuskan untuk mempertahankan hak memakai hijab dan memiliki kesempatan yang sama seperti semua orang,” kata Obama, demikian lapor laman HuffingtonPost, Rabu (24/6) kemarin waktu setempat.

Obama memuji sikap Samantha yang justru memilih menempuh jalur hukum dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dengan nada sedikit bercanda, Obama mengatakan, bahwa bila masih seusia Samantha, dirinya tak akan mungkin mengambil keputusan secerdas itu.

“Samantha, kami sangat bangga padamu,” puji Obama.

Sebelumnya, Mahkamah Agung Amerika Serikat memenangkan seorang Muslimah yang tidak mendapat pekerjaan karena jilbabnya.

Abercrombie & Fitch Co menolak mempekerjakan Samantha Elauf, lantaran pakaiannya dianggap bertentangan dengan ‘Kebijakan Penampilan’ untuk para karyawan penjualan.

Elauf saat itu mengenakan hijab namun tidak mengatakan, bahwa dia beragama Islam.

Namun hakim Antonin Scala berpendapat, bahwa pihak perusahaan setidaknya bisa menduga bahwa Elauf mengenakan hijab dengan alasan keyakinan agamanya sehingga dia tidak harus menyebutkannya.

Undang-Undang di Negeri Paman Sam mewajibkan perusaahaan mengakomodir keyakinan para pegawai sepanjang tidak menjadi halangan bagi bisnisnya.

“Saya saat itu masih remaja yang suka mode dan ingin bekerja untuk Abercrombie & Fitch,” ujar Elauf dalam pernyataannya, usai keputusan Mahkamah Agung yang berpihak padanya.

Ketika wawancara berlangsung di sebuah toko Abercrombie & Fitch Co di Tulsa, Oklahoma, tahun 2008 lalu, Elauf masih berusia 17 tahun.

“Menaati keyakinan saya seharusnya tidak mencegah saya untuk mendapat pekerjaan. Saya senang bahwa saya memperjuangkan hak saya,” katanya lagi.

Tahun 2013 lalu, Abercrombie & Fitch Co coba menempuh jalan damai dengan dua perempuan Amerika Serikat yang beragama Islam yang menjadi sasaran manajemen karena menggunakan pakaian Muslim. Masing-masing mendapat kompensasi US$71.000 (atau sekitar Rp938 Juta)

Artikel ini ditulis oleh: