Jakarta, Aktual.com – Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) merasa heran atas keluh kesah PT Pertamina (persero) dalam hal menjalankan penugasan dari pemerintah sebagai pelayanan kepada publik (public service obligation atau PSO).
Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman mengatakan; harusnya para direksi menyadari bahwasanya Pertamina dibentuk dengan tujuan memberi layanan kepada publik.
“Di saat harga munyak dunia naik hingga USD70 per barel, Pertamina zaman now cepat berkeluh kesah akibat Pemerintah belum mengoreksi harga BBM PSO. Gimana kalau harga minyak kembali mencapai USD100 perbarel seperti jaman old?,” kata dia secara tertulis, Selasa (30/1).
Menurutnya sangat wajar alasan Pemerintah untuk tidak menaikkan harga penjualan di masyarakat jika melihat kenyataan pertumbuhan ekonomi nasional hanya di sekitar 5 persen.
Kemudian dengan keterpukulan daya beli masyarakat serta memasuki tahun politik, pemerintah mesti menjaga stabilitas dari potensi gejolak atas setiap efek kebijakan.
“Satu hal yang penting dilakukan oleh Pertamina saat ini, harus banyak melakukan efisiensi dan terapkan proses bisnis dengan menjunjung tinggi GCG. Jangan banyak mengeluh seperti mental mamak-mamak,” ujar dia.
Dia menegaskan bahwa Petamina tidak pantas mengeluh karena sudah banyak diberi keutamaan dari pemerintah.
“Sudah dapat hadiah 9 blok migas peralihan dari KKKS yang sudah berakhir kontrak PSC termasuk Blok Mahakam dan lainnya. Sementara publik sudah banyak tahu direksinya dan mantannya banyak yang tajir-tajir semuanya,” imbuh Yusri.
Karena itu, Yusri berharap direksi Pertamina tidak mempolitisir atas situasi yang ada.
“Janganlah ada upaya direksi menggunakan jasa-jasa pengamat untuk membentuk opini dan bahkan ada upaya menyerang kebijakan Pemerintah termasuk kerugian Pertamina saat ini semata akibat kesalahan Pemerintah dan mengekspos Pemerintah berutang bagi Pertamina Rp25 triliun. Direksi yang bersiasat seperti itu sebaiknya lempar handuk saja mengundurkan diri, daripada menggunakan cara tidak etis,” pungkas dia.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta