Jakarta, Aktual.com -Mantan Ketua Tim Tata Kelola Migas, Faisal Basri tampaknya tidak lagi antusias memberi saran terhadap perbaikan PT Pertamina (Persero), instabilitas perusahan itu lebih disebabkan minimnya komitmen dari pemangku kebijakan.
Dia merasa sarannya akan diabaikan dan kalah dengan gesekan kepentingan kelompok di perusahaan plat merah itu.
“Nggak ada gunanya juga (Komentar), Rini (Menteri BUMN) disitu,” katanya di Jakarta, Jumat (10/3)
Seperti diberitakan sengitnya tarik menarik kepentingan dalam proses pemilihan Dirut Pertamina telah menyebabkan keterlambatan penetapan Dirut secara definitif dari waktu yang direncanakan.
“Dirut Belum (dipilih). Plt diperpanjang karena ini waktu kan proses, ada TPA segala. Jadi diperpanjang oleh Dekom (Dewan Komisaris) satu bulan lagi,” kata Menteri BUMN, Rini Soemarno di Jakarta, Kamis (2/3)
Berkaitan dengan pemilihan Dirut Pertamina ini, nama Rachmat Hardadi disebut-sebut sebagai kandidat terkuat. Namun Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik ( Puskepi), Sofyano Zakaria mengaku mendapat informasi dari internal PT Pertamina (Persero) bahwa track record Rachmad Hardadi tidak begitu memiliki prestasi.
“Menurut beberapa sumber dari internal Pertamina, Rachmad Hardadi dinilai biasa-biasa saja prestasinya ketika menjadi Direktur Pengolahan, bahkan cenderung dinilai tidak sukses,” kata Sofyano kepadaAktual.com, Selasa (7/3)
Pewarta : Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs













