Petugas memeriksa salah satu pipa di Kilang RU (Unit Pengolahan) V Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (14/4). Melalui program "Refinery Deveploment Master Plan", Pertamina akan meningkatkan kapasitas Kilang RU V dari 260 MBSD (ribu barel per hari) menjadi 360 MBSD. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/16.

Jakarta, Aktual.com – Pertamina semakin merapatkan jalinan hubungan bisnis dengan National Iran Oil Company (NIOC). Dalam beberapa perencanaan pembangunan infrastruktur, Pertamina bersikap terbuka kepada NIOC.

“Indonesia punya kebutuhan yang cukup banyak seperti storage, piping, terminal, nanti mereka tinggal lihat mana yang mereka minat. Yang jelas mereka sudah melakukan pembicaraan pendahuluan bahwa mereka memang minat invest di Indonesia” kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto di kantor Pertamina, Jakarta, Selasa(12/7).

Lebih lanjut Dwi menegaskan kerja sama pembangunan infrastruktur ini termasuk dalam tiga aspek yang sebelumnya sudah disepakati secara G to G, sementara Dwi mengaku Pertamina saat ini sedang melakukan negosiasi dengan NIOC dalam hal studi terhadap empat blok migas di Iran dengan kapasitas cadangan 2 milliar barel untuk setiap bloknya.

Selain itu juga minyak mentah dari Iran akan segera masuk ke Indonesia dengan melalui kilang Cilacap. Dan disisi lain, Pertamina dan NIOC juga telah menyepakati kerjasama pengadaan LPG hingga 500 ribu ton pada tahun 2017.

Untuk diketahui, MoU akan diteken pertengahan atau akhir Juli 2016. Setelah Nota Kesepahaman sah, pertama-tama kedua perusahaan akan melakukan uji tuntas (due diligence) untuk kerja sama menggarap blok migas di Iran. (Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka