Petugas mengawasi pemindahan pekerja dari FSO Aberkha Pertamina menuju kapal uang akan mengunjungi Poleng Processing Platform (P3) milik Pertamina EP yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) di kawasan lepas Pantai Barat Madura, Jawa Timur, Minggu (6/9). Pertamina berencana melakukan 20 pengeboran sumur eksplorasi, naik dari rencana semula yang hanya sembilan sumur eksplorasi pada 2016. Hal itu dilakukan guna menambah cadangan dan produksi minyak. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/kye/15

Jakarta, Aktual.com — PT Pertamina (Persero) menambah armada kapal tanker dengan diserahterimakannya MT Sanggau berbobot mati 40.000 long ton dead weight (LTDW), yang akan dipakai untuk transportasi minyak mentah di Tanah Air.

“Kapal yang dibangun oleh Newtimes Shipbuilding Co Ltd, Tiongkok, merupakan kapal milik yang ke-66 dari total 273 armada kapal yang dioperasikan BUMN ini dalam menjamin keamanan pasokan energi di dalam negeri,” kata Senior Vice President Shipping Direktorat Pemasaran Pertamina Mulyono dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (29/1).

Kapal senilai 31 juta dolar AS ini direncanakan bertolak dari galangan Newtimes Shipbuilding di Jinjiang, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, Jumat (29/1), dan diperkirakan mulai beroperasi pada awal Maret 2016.

“Kapal ini semula direncanakan untuk serah terima awal Maret 2016, namun dapat direalisasikan dengan lebih cepat yang tidak sekadar dapat dimaknai sebagai proses pengelolaan proyek yang baik, melainkan juga dapat mendukung upaya efisiensi yang terus digencarkan oleh Pertamina melalui optimalisasi pemanfaatan kapal milik,” kata Mulyono.

Selain MT Sanggau, Pertamina juga akan menerima dua kapal medium range dengan bobot mati 40.000 DWT dari New Times Shipbuilding Co Ltd, Tiongkok pada kuartal I 2016. Kedua kapal itu adalah MT Serui dan MT Sanana. New Times Shipbuilding sebelumnya membangun tanker Pertamina berukuran 85.000 LTDW, yaitu Gam konora pada 2012.

Menurut Mulyono, penambahan kapal milik merupakan langkah terobosan Pertamina dalam meningkatkan efisiensi biaya transportasi minyak mentah dan produknya sehingga produk-produk Pertamina dapat memiliki daya saing yang tinggi. Apalagi total biaya transportasi menjadi pertaruhan Pertamina dalam persaingan bisnis hilir migas.

“Penambahan kapal milik merupakan wujud kepatuhan Pertamina terhadap azas cabotage dalam semangat memberdayakan bisnis maritime dalam negeri dalam hal kepemilikan kapal, bendera kapal dan awak kapal Indonesia,” katanya.

Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan penambahan kapal ini merupakan implementasi dari Shipping Excellence yang merupakan bagian dari program Marketing and Operation Excellence. Hal ini juga sejalan dengan lima pilar prioritas strategis Pertamina untuk memperkuat infrastruktur yang dapat mendukung daya saing perusahaan.

“Penambahan kapal tersebut untuk melayani distribusi BBM seluruh Indonesia dengan 111 terminal BBM dan jalur distribusi terkompleks di dunia guna terciptanya keamanan pasokan (security of supply) dan dukungan terhadap daya saing Pertamina di level nasional maupun internasional,” katanya.

Hingga akhir 2016, Pertamina akan memiliki sekitar 72 unit kapal yang berstatus milik sendiri. Sebanyak 34 kapal atau 47 persen merupakan kapal yang diproduksi oleh galangan kapal nasional, di mana 30 unit di antaranya telah beroperasi dan empat unit masih dalam tahap konstruksi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka