Sementara untuk pilar kedua kredit dari proyek-proyek APBN/APBD yang tumbuh 25 persen juga ikut menopang pertumbuhan laba tahun lalu. Serta kredit mikro juga tumbuh hampir 30 persen.

“Dan nantinya, agar kinerja kami cukup positif. Perseroan juga akan menggenjot fee base income. Tahun lalu naik 25 persen. Antara lain dari transaksi giro, tabungan, dan lainnya,” kata dia.
Sementara itu, Irfan menambahkan, dengan kredit yang tinggi itu tetap terjaga dan prudent. Hal ini terlihat dari tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kembali berhasil diturunkan menjadi sebesar 1,51% turun sebesar 18 basis point dibandingkan tahun sebelumnya.
Terkait NPL yang menurun itu, kata dia, karena perseroan serius membenahi kredit-kredit yang sempat macet baik melalui mekanisme penyelamatan atau penyelesaian kredit. Bahkan perseroan membentuk divisi khusus untuk mengatasi NPL ini.
Dia menambahkan, untuk total Dana Pihak Ketiga (DPK) sepa jang 2017, pihaknya telah menghimpun dana sebesar Rp81 triliun atau tumbuh sebesar 11,2% y-o-y.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid