Jakarta, Aktual.com — Wanita Arab Saudi memberikan suara pertama kali pada Sabtu (12/12) waktu setempat, dalam pemilihan-pemilihan dewan setempat dan juga mencalonkan diri, suatu langkah yang dipandang beberapa aktivis di negara karajaan itu sebagai perubahan bersejarah tetapi yang lain memandangnya sebagai simbolis.

“Sebagai langkah pertama hal ini merupakan prestasi besar. Sekarang kami merasa bagian dari masyarakat, bahwa kami berkontribusi,” kata Sara Ahmed (30), seorang ahli psikoterapi saat memasuki tempat pemungutan suara di utara Riyadh.

“Kami membicarakan banyak soal ini, yang merupakan hari bersejarah bagi kami.”

Pemilihan itu, yang hanya diikuti kaum pria pada 2005 dan 2011, bertujuan untuk memilih para wakil guna mengisi dua pertiga kursi di dewan-dewan yang sebelumnya hanya memiliki kekuasaan untuk memberi nasihat tetapi sekarang akan memiliki peran pembuatan keputusan terbatas di pemerintah lokal.

Perluasan hak untuk memberikan suara ini telah mendorong beberapa orang Saudi yang berharap keluarga kerajaan, yang memilih pemerintah nasional, akhirnya akan melakukan reformasi lebih lanjut guna membuka sistem politik.

Arab Saudi adalah satu-satunya negara yang kaum wanitanya tidak boleh mengemudIkan kendaraan dan seorang “pelindung” laki-laki wanita, biasanya ayah, suami, saudara laki-laki atau anak kandung laki-laki, dapat melarang dia pergi ke luar negeri, menikah, bekerja, belajar atau melakukan beberapa bentuk bedah.

Di bawah Raja Abdullah, yang mangkat pada Januari dan yang mengumumkan pada 2011 bahwa kaum wanita akan dapat memberikan suara dalam pemilihan ini, langkah-langkah yang diambil bagi kaum wanita untuk memiliki peran publik lebih besar, mengirim mereka belajar di universitas-universitas dan mendorong pembukaan lapangan kerja bagi kaum hawa.

Hanya 1,48 juta warga Saudi dari populasi sebanyak 20 juta yang terdaftar untuk memberikan suara dalam pemilihan ini, termasuk 131.000 wanita.

Beberapa pemilih berharap bahwa keluarga kerajaan Al Saud akhirnya akan mengizinkan pemilihan-pemilihan untuk Dewan Syura.

Kerajaan belum membuat pengumuman atas efek pemungutan suara ini tetapi sedang dibahas secara pribadi, menurut pengamat.

Di Pusat Sosial Raja Salman di utara Riyadh, tempat kaum pria dan wanita pergi ke bagian-bagian berbeda dari gedung tersebut untuk memberikan suara, jumlah pemilih dari kedua jenis kelamin itu kalah banyak oleh pejabat pemilihan dan wartawan.

Puluhan calon dilarang ikut mencalonkan diri. Pihak berwenang tak memberi alasan, tetapi banyak di antara mereka yang sebelumnya aktif berpolitik, termasuk mendorong kaum wanita boleh mengemudi.

Artikel ini ditulis oleh: