Jakarta, Aktual.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa perwakilan perdagangan Republik Indonesia di 45 negara siap bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta perusahaan rintisan (startup).
“Kami memiliki perwakilan dagang di 45 negara. Perwakilan tersebut terdiri dari 1 duta besar di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), 1 Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), 1 konsulat dagang, 23 atase perdagangan, serta 19 Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) yang dapat mengirimkan produk untuk percobaan dan juga memberikan bantuan untuk segala yang diperlukan,” ujar Zulkifli di Jakarta, pada Jumat (11/8).
Beliau menambahkan bahwa kantor perwakilan dagang ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk memajang dan mempromosikan produk-produknya.
Perwakilan dagang tersebar di berbagai wilayah dunia, seperti Eropa, Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, dan banyak lagi yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM dan startup. Perwakilan dagang memiliki peran penting dalam membuka akses pasar internasional bagi produk UMKM.
Zulkifli menyatakan bahwa kerja sama dan kolaborasi sangat penting dalam memaksimalkan potensi pertumbuhan UMKM dan startup. Terutama, kerja sama dalam menggarap pasar dalam dan luar negeri, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perwakilan perdagangan di 45 negara siap bekerja sama untuk mengembangkan pasar ekspor.
“Kata kunci adalah kolaborasi dan kerja sama,” tambahnya.
Di dalam negeri, Kemendag telah mengembangkan ekosistem dengan membangun kolaborasi empat pilar, yaitu UMKM, pasar daring (marketplace), ritel modern, dan lembaga pembiayaan. Marketplace dapat bekerja sama dengan UMKM melalui serangkaian pelatihan oleh penyedia layanan marketplace untuk UMKM.
Sementara itu, ritel modern berperan memberikan akses kemitraan agar jangkauan produk UMKM dapat semakin luas, termasuk melalui ritel modern yang mendistribusikan produk-produk UMKM lokal khas dari suatu wilayah. Lembaga pembiayaan atau perbankan memberikan akses pembiayaan bagi UMKM.
“Marketplace dapat bekerja sama dengan UMKM dengan memberikan pelatihan, seperti pemasaran digital dan kemasan. Keduanya saling membutuhkan; marketplace membutuhkan pemasok, sedangkan UMKM membutuhkan pasar melalui marketplace,” kata Zulkifli Hasan.
Mengenai ritel modern, beliau juga menyatakan bahwa ritel modern akan mendapatkan pasokan produk dari UMKM dan sebaliknya, UMKM mendapatkan pasar melalui ritel modern. Selanjutnya, perbankan memiliki peran penting karena masalah utama UMKM adalah modal.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Sandi Setyawan