Jakarta, Aktual.co — Komando Armada RI Kawasan Timur mengerahkan KRI Sorong-911 dan pesawat Cassa untuk membantu pencarian pesawat latih yang hilang kontak di Perairan Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat, Kamis (30/10).
Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letnal Kolonel Laut (KH) Abdul Kadir di Surabaya, mengatakan pengerahan KRI Sorong merupakan perintah langsung dari Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim, guna membantu pencarian melalui laut.
“Saat ini kapal perang dari jajaran Satuan Kapal Bantu Koarmatim itu sudah berada di sekitar Perairan Pulau Moyo,” ungkapnya, Jumat (31/10).
Menurut Kadispen, upaya pencarian dilakukan dengan menyisir Perairan Pulau Moyo yang dilaporkan sebagai titik akhir hilangnya kontak pesawat latih jenis Liberty XL2 milik sekolah penerbangan LIFT.
“Untuk mencari objek tersebut, KRI Sorong menggunakan penginderaan secara elektrik dengan radar dan pengamatan visual,” tutur Abdul Kadir.
Selain itu, Koarmatim juga mengerahkan jajaran di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mataram yang dekat dengan lokasi kejadian untuk mendukung upaya pencarian pesawat latih tersebut.
Pesawat latih jenis Liberty tipe XL2 dilaporkan hilang kontak di sekitar Perairan Pulau Moyo, Sumbawa, NTB, Kamis (30/10) sekitar pukul 11.25 WITA.
Saat melakukan penerbangan, pesawat tersebut membawa dua orang penumpang, yakni Boon Huan Lua, warga Singapura selaku instruktur sekaligus pilot dan Jati Wikranto, seorang siswa Sekolah Penerbangan LIFT dari Jakarta.
Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Marsekal Pertama TNI SB Supriadi mengatakan pesawat latih itu diperkirakan jatuh di kedalaman 20 meter di Perairan Pulau Moyo.
Perkiraan lokasi jatuhnya pesawat itu didasari dari penemuan sejumlah serpihan badan pesawat, seperti “alumunium foil” dan “life jacket” yang diduga milik pesawat latih tersebut.
“Berdasarkan tanda-tanda yang ada, pesawat itu kemungkinan jatuh di kedalaman 20 meter arah empat mil dari garis pantai Pulau Moyo, Sumbawa,” katanya di Mataram, Jumat.
Saat ini, lanjut Supriadi, Basarnas bersama tim gabungan dari TNI dan Polri serta dibantu masyarakat sekitar telah menuju lokasi titik penemuan jatuhnya pesawat tersebut.
“Mengingat jatuhnya pesawat ini di kedalaman 20 meter di bawah laut, kami memutuskan untuk menerjunkan tim penyelam yang beranggotakan delapan orang dari Basarnas, TNI dan Polair,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh: