Jakarta, Aktual.com – Peserta dari Pertemuan Ulama dan Dai Internasional mengapresiasi penolakan yang dilakukan oleh Front Penegakkan Keadilan Sosial (FPKS) terhadap aksi demonstrasi 67 yang rencananya dilakukan pada Jum’at (6/7) esok.

Hal ini terlihat dengan diterimanya massa aksi dari Aliansi Peduli Ulama Indonesia dan FPKS oleh perwakilan Multaqo tingkat internasional tersebut.

“Kami sampaikan terima kasih atas dukungannya teman-teman terhadap ruang gerak mulai ulama,” kata salah satu perwakilan Multaqo, Habib Ali Bahar dalam kesempatan audiensi, Kamis (5/7).

Dan terkait dengan agenda Aksi 67 yang rencananya akan digelar oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 tersebut, Habib Ali menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak terlibat dalam urusan politik pihak dari PA 212 tersebut.

“Kami tidak bisa memberikan statemen dalam konteks itu. Agenda itu kan konteksnya politis jadi kita gak mau disangkut-pautkan dengan kegiatan itu,” tuturnya.

Namun demikian, ia menyatakan sangat merespon baik apa yang disampaikan oleh Aliansi Peduli Ulama Indonesia dan FPKS dalam tersebut. Apalagi aksi penyampaian pendapat tersebut berjalan dengan tertib dan damai.

“Kami juga mengucapkan terima kasih dan berharap tuntutan kami bisa disampaikan kepada ulama dan da’i yang hadir disini,” tukasnya.

Perlu diketahui, bahwa ratusan massa dari Aliansi Peduli Ulama Indonesia bersama dengan FPKS menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak agenda Aksi 67 yang rencananya akan digelar oleh PA 212 di Bareskrim Mabes Polri dan Kementerian Dalam Negeri.

Alasan penolakan agenda aksi tersebut dianggap sebagai kegiatan politik praktis semata yang sengaja diagendakan bertepatan dengan puncak acara Multaqo Internasional itu.

“Demi menjaga citra ulama Indonesia di mata ulama dunia, kami mengharapkan para ulama Indonesia bisa ikutan menstop aksi 67 tersebut karena memiliki agenda politik didalamnya, tidak murni aspirasi umat,” ungkap Koordinator aksi, Ustadz Dullah saat berorasi di depan Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat hari ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan